Manajemen Sumberdaya Manusia
Kepuasan Kerja
Pengertian
Kepuasan Kerja
Setiap
karyawan secara individual mempunyai kepuasan kerja yang berbeda, sekalipun
berada dalam tipe pekerjaan yang sama hal ini tergantung tingkat kebutuhannya
dan sistem yang berlaku pada dirinya.
Husain Umar ( 2008 : 213 ), menyatakan bahwa :
”Kepuasan kerja adalah perasaan
dan penilaian seorang atas pekerjaannya, khususnya menegenai kondisi kerjanya,
dalam hubungannya dengan apakah pekerjaannya mampu memenuhi harapan, kebutuhan,
dan keinginannya”
Menurut
Marihot Tua
Effendi Hariandja (2009:290)
berpendapat bahwa :
”Kepuasan kerja adalah merupakan salah satu elemen yang
cukup penting dalam organisasi. Hal ini di sebabkan kepuasan kerja dapat
mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif, dan lain – lain,
atau mempunyai hubungan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam
organisasi. ”
Menurut T.Hani
Handoko ( 2007:193 ), menyatakan bahwa :
” Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan memanadang pekerjaan
mereka. ”
Dari definisi – definisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan psikis yang menyenangkan yang
dirasakan oleh pekerja dalam suatu lingkungan pekerjaan karena terpenuhinya
kebutuhan secara memadai.
Indikator
Kepuasan Kerja
Malayu S.P Hasibuan ( 2008 : 202 ), menyatakan bahwa :
”Kepuasan kerja adalah Sikap emosional yang menyenangkan
dan mencintai pekerjaanya. Sikap ini di cerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja. ”
Berdasarkan definisi
diatas, indikator kepuasan kerja
adalah :
1.
Menyenangi pekerjaannya
2.
Mencintai pekerjaannya
3.
Moral kerja
4.
kedisiplinan
5.
Prestasi kerja
A.d.1.
Menyenangi pekerjaannya
Orang
yang menyadari betul arah kemana ia menjurus, mengapa ia menempuh jalan itu,
dan bagaimana caranya ia harus menuju sasarannya. Ia menyenangi pekerjaannya
karena ia bisa mengerjakannya dengan baik.
A.d.2.
Mencintai pekerjaannya
men.cin.tai : menyukai.
referensi : http://kamusbahasaindonesia.org/mencintai
pe.ker.ja.an : barang apa yg dilakukan
(diperbuat, dikerjakan, dsb); tugas kewajiban; hasil bekerja; perbuatan.
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/pekerjaan#ixzz23RZ7jtdd
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/pekerjaan#ixzz23RZ7jtdd
dapat
diartikan :
Memberikan sesuatu yang
terbaik mencurahkan segala bentuk perhatian dengan segenap hati yang
dimiliki dengan segala daya upaya untuk satu tujuan hasil yang terbaik bagi
pekerjaannya. Karyawan mau mengorbankan dirinya walaupun susah, walaupun sakit,
dengan tidak mengenal waktu, dimanapun karyawan berada selalu memikirkan
pekerjaannya.
A.d.3. Moral Kerja
Kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan
baku mutu yang ditetapkan.
A.d.4. Kedisiplinan
Kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
A.d.5. Prestasi kerja
Hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan dan kesungguhan serta waktu. ( Malayu S.P. Hasibuan (2008 : 94) )
Dari
uraian diatas kepuasan kerja dapat tercipta jika pengurus dan karyawan saling
mendukung dan adanya kerja sama yang baik sehingga akan tercipta suatu tujuan
yang baik yang telah disepakati bersama. hal ini akan nampak pada sikap kerja
karyawan.
Teori Kepuasan Kerja
Menurut A. A. Prabu Mangkunegara (2009:117), berpendapat bahwa ada lima teori kepuasan kerja, antara
lain :
1.
Teori keseimbangan
Teori ini dikemukakan oleh Wexley dan yukl, mengaatakan
bahwa semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja.
Misalnya, pendidikan, pengalaman, skill, usaha, perlatan pribadi, dan jam
kerja.
2.
Teori perbedaan
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Proter yang
berpendapat bahwa mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung
selisih anatara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai.
Sedangkan Locke megemukakan bahwa kepuasan kerja pegawai bergantung pada
perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang diharapkan oleh pegawai.
3.
Teori pemenuhan
kebutuhan
Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada
terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan meras puas apabila ia
mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai terpenuhi,
makin puas pula pegawai tersebut. Begiti pula sebaliknya apabila kebutuhan
pegawai tidak terpenuhi , pegawai akan merasa tidak puas.
4.
Teori pandangan
kelompok
Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bukanlah
bergantung pada pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat bergantung pada
pandangan dan pendapat kelompok yang oleh para pegawai dianggap sebagai
kelompok cuan. Kelompok acuan tersebut dijadikan tolak ukur untuk menilai
dirinya maupun lingkungannya. Jadi, pegawai akan lebih merasa puas apabila
hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan oleh kelompok acuan.
5.
Teori dua faktor
Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg yang
menggunakan teori A. Maslow sebagai acuannya dimana Hezberg melakukan wawancara
terhadap subjek insinyur dan akuntan. Masing – masing subjek diminta
menceritakan kejadian yang dialami oleh mereka baik yang menyenangkan (
memberikan kepuasan ) maupun yan tidak menyenangkan atau tidak memberikan
kepuasan. Kemudian dianalisis dengan analisis isi ( content analisis ) untuk menentukan faktor – faktor yang
menyebabkan kepuasan atau ketidak puasan.
Mengukur Kepuasan Kerja Karyawan
Karyawan
memerlukan interaksi dengan teman kerjanya dan atasan, mengikuti aturan dan
kebijakan perusahaan, mencapai standar kinerja, hidup dengan kondisi kerja yang
sering tidak ideal. Hal ini berarti bahwa penilaian karyawan tentang kepuasan
dan ketidak puasan terhadap pekerjaannya merupakan sejumlah ciri – ciri elemen
pekerjaan yang kompleks.
Menurut Wibowo (
2007 : 309 ), menyatakan bahwa :
Terdapat
dua macam pendekatan yang secara luas dipergunakan untuk melakukan pengukuran
kepuasan kerja, yaitu :
1.
Single global rating
2.
Summation score
Ad.1. Single global rating,
yaitu tidak lain dengan minta individu merespon atas satu
pertanyaan seperti dengan memepertimbangkan semua hal, seberapa puas anda
dengan pekerjaan anda? Responden menjawab antara ’’Higly statisfied’’ dan ’’
higly Dissatisfied”
Ad.2. Summation score,
yaitu mengidentifikasikan elemen kunci dalam pekerjaan
dan menanyakan perasaan pekerja tentang masing – masing elemen. Faktor spesifik
yang diperhitungkan adalah sifat pekerjaan, supervisi, upah sekarang,
kesempatan promosi, dan hubungan dengan teman sekerja. Faktor ini diperingkat
pada skala yang distandarkan dan ditambahkan untuk menciptakan job
statisfication score secara menyeluruh.
Greebberg
dan Baron yang dikutip oleh Wibowo ( 2007 : 310 ), menyatakan bahwa :
Ada tiga cara untuk
mengukur Kepuasan Kerja, yaitu :
1.
Rating scales dan kuesioner
2.
Critical incident
3.
Interviews
Ad.1. Rating scales dan Kuesioner
Merupakan pendekatan pengukuran kepuasan kerja yang
paling umum dipakai dengan menggunakan
kuesioner dimana rating scales secara khusu disiapkan. Dengan menggunakan
metode ini, orang menjawab pertanyaan yang memungkinkan mereka melaporkan
reaksi mereka pada pekerjaan.
Ad.2. Critical
Incident
Disini individu menjelaskan kejadian
yang menghubungkan pekerjaan yang mereka rasakan terutama memuaskan atau tidak
memuaskan. Jawaban mereka dipelajari untuk mengungkap tema yang mendasari.
Sebagai contoh misalnya apabila banyak pekerja menyebutkan situasi di pekerjaan
dimana mereka diperlakukan kasar oleh supervisor atau apabila pekerja memuji
supervisor atas sensitivitas yang ditunjukkan pada masa yang sulit, gaya
pengawasan memainkan peranan penting dalam kepuasan kerja mereka.
Ad.3. Interviews
Merupakan prosedur pengukuran kepuasan
kerja dengan melakukan wawancara dengan pekerja. Dengan menanyakan secara
langsung tetntang sikap mereka, sering mungkin mengembangkan lebih mendalam
dengan menggunakan kuesioner yang sangat terstruktur. Dengan mengajukan pertanyaan
secara berhati – hati kepada pekerja dan mencatat jawabannya secara sintematis,
hubungan pekerjaan dengan sikap dapat dipelajari.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
kerja adalah fenomena yang subjektif dan individual, mungkin kuesioner
merupakan ukuran yang paling sesuai. Meskipun demikian penting sekali menyadari
adanya keterbatasan tertentu dari cara ini dalam mendapatkan data tentang
kepuasan kerja. Sejumlah masalah yang timbul oleh pengukuran melaui kuesioner
tersebut berkaitan dengan ketepatan tanggapan. Walaupun karyawan tidak
memberikan jawaban yang menyesatkan secara sengaja, sejumlah variabel
situasional dapat mempengaruhi, baik sejauh mana karyawan mau memahami
pertanyaan tersebut maupun sejauh mana karyawan mau benar – benar berterus
terang dalam menjawab
daftar pustakanya nggak dicantumkan
BalasHapusthanks bro, membantu sekali (y)
BalasHapusSitus Bandar Taruhan Agen Judi Bola Terbesar Dan Terpercaya Indonesia.
BalasHapusSegara Daftar kan Diri Anda Di Link Bawah Ini :
http://starbet99.cc
I was very pleased to find this site.I wanted to thank you for this great read!! I definitely enjoying every little Live Casino 2020 bit of it and I have you bookmarked to check out new stuff you post.
BalasHapusjangan pernah meragukan bandar togel online kingdomgrup bosku
BalasHapushttp://128.199.187.54/