Perputaran Persediaan
Pengertian Persediaan
Investasi modal
dalam aktiva lancar yang paling besar adalah pada persediaan, adanya persediaan
barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam
keadaan berputar dan secara terus menerus mengalami perubahan, oleh karena itu
investasi dalam persediaan adalah suatu bentuk investasi yang adanya
dipentingkan oleh perusahaan.
Menurut R. Agus Sartono ( 2010;443) :
“Persediaan pada
umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar
dalam suatu perusahaan.hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan
faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan
Ditinjau dari segi
neraca persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada
tanggal neraca, atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau
diproses dalam periode normal perusahaan”
Menurut Kasmir (2008;41) :
“Persediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan dalam
suatu tempat (gudang). Persediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses
produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan”
Menurut Benny Alexandri (2009:135) :
“Suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi
ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi”.
Kesimpulan dari
definisi-definisi diatas, pengertian persediaan adalah Suatu jenis aktiva yang
dimiliki perusahaan sampai tanggal neraca dan digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan”.
Jenis-jenis Persediaan
Menurut S. Munawir
(2007;16) :
“Untuk perusahaan
perdagangan yang dimaksud dengan persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan
yang sampai tanggal neraca masih digudang/belum laku dijual. untuk perusahaan
manufacturing (yang memproduksikan barang) maka persediaan yang dimiliki
meliputi : (1) Persediaan Barang mentah;
(2) persediaan Barang dalam proses dan (3) Persediaan barang jadi.”.
Menurut Dewi Astuti (2004;181) :
“Persediaan dapat dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.”
Menurut Manahan P. Tampuboblon (2005;86) :
“Persediaan barang
mempunyai arti dan fungsi yang penting bagi korporasi. berbagai macam barang
yang ada, seperti bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in
process goods), persediaan barang jadi (Merchandising goods), dimana korporasi
melakukan penyimpanan dengan berbagai macam alasan.”
Menurut Mamduh M. Hanafi (2010;87).
“persediaan biasanya
mencangkup beberapa jenis persdiaan, seperti persediaan bahan mentah,
persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi (barang dagangan).
bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang
dagangan. barang setengah jadi adalah barang yang belum selesai sepenuhnya
menjadi barang dagangan. barang jadi adalah barang yang sudah selesai
dikerjakan dan siap untuk dijual.”
Dari
pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan ada tiga macam jenis persediaan pada perusahaan dagang :
1.
Persediaan bahan baku (raw material)
2.
Persediaan barang dalam proses (work
in process goods)
3.
Persediaan barang jadi (Merchandising
goods)
Adapun untuk perusahaan dagang hanya ada satu jeis persediaan, yaitu
persediaan barang dagangan.
Dan Kategori barang dapat dikatakan sebagai persediaan adalah jika
barang-barang tersebut masih ada tersimpan dalam gudang sampai tanggal neraca
atau barang-barang yang belum laku terjual.
Biaya yang berkaitan dengan Persediaan
Menurut Mamduh M. Hanafi (2010:218) Persediaan
juga mempunyai biaya-biaya yang berkaitan. beberapa contoh biaya yang berkaitan
dengan persediaan:
1.
Biaya investasi.
2.
Biaya penyimpanan.
3.
Biaya order.
Keterangan :
Ad.1 Biaya investasi.
Investasi pada
persediaan, seperti investasi pada piutang atau modal kerja lainnya, memerlukan
biaya investasi. biaya investasi bisa berupa biaya kesempatan karena dana
tertanam di persediaan, dan bukannya tertanam pada investasi lainnya.
Ad.2 Biaya penyimpanan.
Biaya penyimpanan
mencakup biaya eksplisit, seperti biaya sewa gudang, asuransi, pajak, dan biaya
kerusakan persediaan. biaya inflisit mencakup biaya kesempatan seperti pada
item 1 diatas.
Ad.3 Biaya order.
Untuk memperoleh
persediaan, perusahaan akan melakukan order persediaan tersebut. biaya order
mencakup biaya administrasi yang berkaitan dengan aktifitas memesan persediaan,
biaya transportasi dan biaya pengangkutan persediaan.
Menurut Darmawan Sjahrial (2009;201)
Penentuan besarnya
investasi atau alokasi modal dalam persediaan merupakan masalah yang penting
bagi perusahaan, karena persediaan mempunyai efek langsung.
Bila Investasi dalam persediaan lebih
besar daripada kebutuhannya maka :
-
Akan memperbesar beban bunga, terutama sumber modal kerjanya berasal dari
dana pinjaman.
-
Akan memperbesar biaya penyimpanan dan biaya pemeliharaan.
-
Akan memperbesar kerugian karena
kerusakan persediaan.
-
Turunnya kualitas persediaan.
-
Persediaan dapat mengalami keusangan (obsolescence), ketinggalan mode,
semua hal diatas akan memperkecil keuntungan.
Sebaliknya Investasi
Pada Persediaan yang terlalu kecil akan mengakibatkan kekurangan bahan baku
sehingga kapasitas produksi tidak penuh yang pada akhirnya biaya produksi
rata-rata menjadi tinggi. Hal ini juga menyebabkan menurunnya keuntungan
perusahaan.
Perputaran Persediaan
Persediaan
merupakan komponen dari aktiva lancar yang kedaannya selalu mengalami
perputaran. Menurut Bambang Riyanto
(2010 : 70) :
“Inventory ini merupakan suatu persediaan yang selalu
dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual”
Menurut S. Munawwir (2007:64) menyatakan
bahwa :
“Inventory Turnover
merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilain
rata-rata yang dimiliki oleh perusahaan
Menurut Michell Suharli (2006 : 303)
mendefinisikan perputaran persediaan :
“Perputaran persediaan
(Inventory Turnover) menentukan
berapa kali persediaan
(inventory) terjual atau digantikan
dengan persediaan yang
baru selama satu
tahun, dan memberikan beberapa pengukuran
mengenai likuiditas dan
kemampuan suatu perusahaan
untuk mengkonversikan barang persediaannya menjadi uang secara tepat.”
Rasio Perputaran Persediaan
Teknik pengendalian akuntansi yang dapat digunakan
secara husus untuk mengendalikan jumlah persediaan adalah menggunakan Rasio
perputaran persediaan. Suatu tingkat perputaran persediaan yang rendah dapat
menunjukkan adanya investasi yang terlalu besar dalam suatu persediaan barang.
Sebaliknya tingkat perputaran persediaan yang tinggi menunjukkanmakin pendek
waktu terikatnya modal dalam persediaan barang dalam suatu periode tertentu.
Menurut Kasmir (2011:180) perputaran
persediaan dapat dikur dengan menggunakan Rumus sebagai berikut :
Perputaran persediaan
= (Harga Pokok Penjualan)/Persediaan
Kasmir (2011:180)
Dari rumus diatas
maka peneliti mengajukan indikator variabel perputaran persediaan sebagai
berikut :
1.
Harga Pokok Penjualan
2. Persediaan
Saya mau bertanya bagaimana cara menghitung Inventory turnover pada perusahaan real estate? Karena pada perusahaan real estate tidak ada data persediaan awal dan akhir nya
BalasHapusdaftar pustaka nya gaada ya ???
BalasHapus