Ekspansi
Pada
umumnya setiap perusahaan berkeinginan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti
perkembangan zaman, pertumbuhan dan perkembangan tersebut sering disebut dengan
ekspansi. Suatu perusahaan dikatakan melakukan ekspansi apabila telah mampu
mengembangkan usahanya, baik berupa penambahan aktiva tetap maupun berupa
peningkatan hasil produksi.
Pengertian Ekspansi
Pengertian ekspansi menurut Bambang Riyanto (2008; 301) menyatakan
bahwa :
”Pengertian
ekspansi itu dimaksudkan sebagai perluasan modal, baik perluasan modal kerja
saja, atau modal kerja dan modal tetap yang digunakan secara terus menerus di
dalam perusahaan.”
Sedangkan menurut Alex S. Nitisemito (2004;142) menyatakan bahwa :
“Ekspansi
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mnemperbesar
perusahaan dari ukuran yang lebih kecil menjadi ukuran yang lebih besar karena
permintaan yang makin bertambah terhadap barang-barang atau jasa-jasanya.”
Begitupula menurut Suad Husnan dan
Enny Pudjiastuti (2006:395), menyatakan
bahwa :
“Ekspansi
yaitu perluasan usaha yang dapat dilakukan dengan cara menambah kapasitas
pabrik, menambah unit produksi, menambah devisi baru, dan dapat juga dilakukan
dengan menggabungkan dengan usaha yang telah ada (merger dan consolidation)
atau membeli perusahaan yang telah ada (akuisisi)”.
Namun menurut Marihot Manullang (2005:190)
menyatakan bahwa :
Ekspansi dapat mencakup tiga hal, yaitu :
1. Perluasan modal, baik modal
kerja, modal tetap atau keduanya yang digunakan secara tetap dan terus-menerus
didalam perusahaan.
2. Bila badan usaha telah mampu
menaikan tingkat produksi dan penjualannya.
3. Bila badan usaha menjadi
lebih besar tanpa membeli perusahaan lain.
merupakan
kegiatan perusahaan dalam memperluas usahanya, baik dalam modal kerja dan modal
tetap.
Dari beberapa pengertian tersebut
diatas maka dapat disimpulkan bahwa ekspansi merupakan suatu bentuk perluasan
usaha perusahaan, baik dilihat dari aspek hasil produksi maupun penggunaan
modalnya.
Bentuk-Bentuk Ekpansi
Dalam kegiatan ekspansi setiap
perusahaan memiliki berbagai macam bentuk ekspansi yang sesui dengan
karakteristik perusahaan. Bentuk atau tipe ekspansi dibedakan menjadi dua yaitu
Bussines expansion dan Financial expansion.
Bentuk-bentuk
ekspansi menurut Bambang Riyanto (2008) bentuk-bentuk
ekspansi dibagi menjadi dua:
1. Business Ekspansion
Business ekspansion adalah ekspansi
yang dijalankan tanpa mengakibatkan perubahan struktur modal. Dalam bentuk
ekspansi ini perusahaan tidak menambah alat-alat produksi tahan lama, tetapi
hanya menambah modal kerja saja dengan menggunakan kapasitas produksi yang
tersedia di dalam perusahaan. Oleh karenanya perusahaan tidak menambah aktiva
tetap, maka tidak dibutuhkan tambahan modal jangka panjang sehingga tidak
mengakibatkan perubahan struktur modalnya.Kebutuhan modalnya untuk ekspansi ini
adalah berangsur-angsur semakin besar, sehingga bentuk ekspansi ini sering
disebut “Ekspansi yang berangsur-angsur”.
2. Financial Ekspansion
Financial ekspansion yaitu ekspansi
yang dijalankan dengan membeli alat produksi tahan lama, memodernisir alat-alat
produksi yang lama, mendirikan pabrik baru, mengambil alih perusahaan lain,
penggabungan dengan perusahaan lain dan lain-lain bentuk ekspansi yang
membutuhkan tambahan modal jangka panjang, sehingga bentuk ekspansi ini
mengakibatkan perubahan struktur modalnya.Pada tingkat ekspansi ini kebutuhan
modalnya adalah melonjak, sehingga bentuk ekspansi ini sering disebut “Ekspansi yang melonjak”
Sumber-Sumber Pembiayaan
Ekspansi
Sumber-sumber yang ada dalam
pembiayaan ekspansi dapat dipenuhi dengan dana intern dan dana ekstern.
Menurut Alex S. Nitisemito (2004 ;
151) menyatakan bahwa sumber-sumber pembiayaan ekspansi adalah :
1. Untuk menambah modal kerja
Bagi perusahaan yang melakukan ekspansi dan memerlukan
tambahan modal kerja, maka tambahan modal tersebut dapat diperoleh dari :
a. Cadangan untuk ekspansi
Bagi perusahaan yang telah menyediakan dana-dana ekspansi,
maka sumber dana inilah yang paling tepat. Sumber dana ini biasanya dibentuk
dari laba-laba tahun-tahun lalu.
b. Laba yang belum dibagi
Bagi suatu perusahaan yang cukup baik, maka jumlah laba yang
dapat diperoleh cukup besar, maka sebelum laba tersebut dibagikan pada akhir
tahun dapat dipakai terlebih dahulu atau mungkin juga labanya diperoleh pada
tahun yang berjalan ini memang direncanakan untuk ekspansi, baik keseluruhan
maupun sebagian.
c.
Cadangan penyusutan
Bila perusahaan mempunyai aktivitas tetap yang nilainya dapat
berkurang seperti mesin-mesin, gedung dan sebagainya, maka perlu diadakan
penyusutan agar pada saatnya nanti perusahaan dapat menggantikan dengan yang
baru. Karena waktu penggunaan dari aktiva tetap tersebut kadang-kadang cukup
lama, misalnya 5 tahun maka cadangan penyusutan yang masih menganggur tersebut
dapat dipergunakan terleih dahulu.
d. Kredit Penjual
Apabila perusahaan sudah mendapatkan kepercayaan dari
penjual, maka untuk kebutuhan tambahan modal kerja dapat dijalankan dengan
meminta kredit dari penjualan dengan pembayaran tempo bagi bahan bakunya.
e.
Kredit Pembeli
Apabila perusahaan sudah mendapatkan kedudukan pasar yang
baik, maka perusahaan dapat meminta pembayaran dahulu bagi barang-barang yang
dipesan oleh agen-agen. Uang muka ini dapat dipergunakan melakukan ekspansi
untuk menambah modal kerja.
f.
Kredit Bank
Untuk melakukan ekspansi dengan menambah modal kerjanya dapat
dilakukan dengan mengambil kredit dari bank, baik bank pemerintah maupun bank
swasta. Perusahaan dapat mengambil kredit bank ini untuk tambahan modal kerja
dengan jangka waktu pendek, jangka sementara panjang atau jangka panjang
tergantung pada situasi dan kondisi serta perhitungannya masing-masing.
g. Modal Sendiri
Modal sendiri baik harta kekayaan pemilik bagi perusahaan
perseorangan atau mengeluarkan saham baru bagi perseroan terbatas dapat pula
dipergunakan sebagai sumber untuk menambah modal kerja.
2. Untuk menambah aktiva tetap
Untuk melaksanakn ekspansi dangan jalan menambah aktiva tetap
perusahaan harus memperhatikan agar likuiditas perusahaan jangan sampai terganggu.
Untuk melaksanakan ini, maka sumber-sumber modal yang dapat ditarik antara lain
cadangan ekspansi, kredit jangka panjang dan modal sendiri. Untuk kredit jangka
panjang ini jangka waktu pengembalian harus lebih lama dari jangka waktu
penggunaan, sebab bila tidak demikian akan dapat menyebabkan likuiditasnya
terganggu. Sedang untuk aktiva tetap yang tidak berputar pada prinsipnya harus
dibiayai dengan modal sendiri. Sebenarnya sumber pembiayaan yang paling tepat
untuk menambah modal kerja ataupun aktiva tetap adalah dengan cadangan ekspansi
yang memang ditujukan untuk itu
Motif-Motif Ekspansi
Kebutuuhan modal untuk keperluan ekpansi adalah berangsur-angsur semakin
besar, karena sifat ekpansi
perusahaan yang dilakukan secara lambat dan berangsur-angsur.
Menurut Bambang Riyanto (2008;301) motif ekspansi dibedakan menjadi dua :
1. Motif Ekonomi
Pada motif ini ekspansi suatu
perusahaan didasarkan pada pertimbangan untuk memperbesar atau menstabilisir
laba yang diperoleh.
2. Motif Psikologis
Pada motif ini ekspansi yang
didasarkan pada “personal ambition” dari pemilik atau pemimpin perusahaan untuk
memperoleh “prestige” dan “kekuasaan” yang lebih besar.
Indikator Ekspansi
Menurut Bambang Riyanto (2008 : 301) indikator ekspamsi
secara umum adalah :
1.
Bertambahnya
modal kerja
2.
Bertambahnya
modal tetap
Semoga bermanfaat... :)
Selamat malam ada ga daftar pustakanya dari materi yg agan post
BalasHapusSelamat malam ada ga daftar pustakanya dari materi yg agan post
BalasHapusBambang Riyanto. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE: Yogyakarta
HapusAlex S. Nitisemito. 2004. Pembelanjaan Perusahaan Returning. Ghalia Indonesia : Jakarta
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. UUP STIM YKPN: Yogyakarta.