PERPUTARAN PIUTANG
Pengertian Piutang
Banyak perusahaan yang melakukan penjualan
produk, baik barang maupun jasa akan mempunyai piutang. Piutang ini terjadi
sebagai akibat kebijaksanaan penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara
kredit.
Menurut Al Haryono Jusuf (2003:52), menyatakan bahwa :
Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah
uang dari sipenjual kepada sipembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.
Menurut Bambang Riyanto (2008:85), menyatakan bahwa :
Piutang (receivables) merupakan elemen modal kerja yang juga selalu
dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal
kerja.
Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010:155) , menyatakan bahwa :
Piutang adalah sejumlah saldo yang akan diterima dari pelanggan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa piutang adalah
hasil penjualan kredit yang dilakukan perusahaan.
Tujuan piutang
Dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan
tingkat penjualan, maka pada umumnya perusahaan melakukan penjualan secara
kredit. Oleh karena itu pada saat penyerahan produk tidak terjadi penerimaan
kas dan justru menimbulkan piutang. Disaat terjadinya piutang maka terjadi
aliran kas masuk pada perusahaan.
Penjualan kredit dapat merangsang pembeli
maupun pelanggan agar membeli dalam jumlah besar yang membutuhkan investasi pada aktiva lancar dan menimbulkan
biaya lainnya.
Menurut Kasmir (2011:293), menyatakan bahwa :
Ada 3
tujuan piutang, yaitu :
a. Meningkatkan
penjualan
b. Meningkatkan
laba
c.
Menjaga loyalitas pelanggan
Meningkatkan penjualan
dapat diartikan agar omzet penjualan meningkat atau bertambah dari waktu ke
waktu. Dengan penjualan kredit diharapkan penjualan dapat meningkat mengingat
sebagian besar pelanggan kemungkinan tidak mampu membeli secara tunai.
Meningkatkan penjualan
memang tidak identik dengan meningkatkan laba atau keuntungan. Namun, dalam
praktiknya, apabila penjualan meningkat, kemungkinan besar laba akan meningkat
pula. Hal ini akan terlihat dari omzet penjualan yang dimilikinya. Jadi dengan
memberikan kebijakan penjualan secara kredit akan mampu meningkatkan penjualan
sekaligus keuntungan.
Menjaga loyalitas pelanggan
artinya terkadang tidak selamanya pelanggan memiliki dana tunai untuk membeli
barang dengan alasan tertentu sehingga jika dipaksakan, mungkin pelanggan tidak
akan membeli produk kita, bahkan tidak menutup kemungkinan berpindah ke
perusahaan lain. Oleh karena itu, untuk mempertahankan pelanggan, perusahaan
dapat memberikan pelayanan penjualan kredit.
Jenis-jenis piutang
Piutang yang timbul akibat adanya penjualan
secara kredit menurut Carl S. Warren, James M. Reeve dan Philip E. Fess
(2005:392) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik
Hendrawan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok :
1. Piutang Usaha
Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang
dagang atau jasa secara kredit. Piutang akan dicatat dengan mendebit akun piutang
usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam
waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha
diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
2. Wesel Tagih
Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat
perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih
diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan dalam
neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih
dari 60 hari.
3. Piutang Lain-lain
Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika
piutang ini diharapkan akan tertagih dalam waktu satu tahun, maka piutang
tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari
satu tahun, maka piutang diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan
dilaporkan di bawah judul investasi. Piutang lain-lain ini meliputi piutang
bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.
Pengertian Perputaran Piutang
Piutang merupakan elemen modal kerja yang
selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran piutang dihubugkan oleh
syarat pembayarannya. Semakin lunak syarat pembayarannya maka semakin lama
modal tersebut terikat dalam piutang yang berarti tingkat perputarannya semakin
rendah.
Menurut
Kasmir (2011:176), yang menyatakan bahwa :
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
lama pengihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam
dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Menurut Susan Irawati (2006:54) , yang
menyatakan bahwa :
Receivable Turnover (RT) Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas pengelolaan piutang.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas
peneliti berkesimpulan bahwa, jika semakin cepat perputaran piutang maka
semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya.
Rumus perputaran
Piutang
Menurut Susan Irawati (2006:54), metode perhitungan :
Perputaran piutang = (penjualan kredit)/(piutang rata-rata)× time
Kaka , aku minta daftar pustakanya dong
BalasHapus