PERPUTARAN MODAL KERJA
Modal Kerja merupakan hal yang sangat penting
bagi perusahaan karena perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk
membiayai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian
barang dagangan, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan lain sebagainya, dimana
dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam
perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualannya.
Pengertian Modal Kerja
Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010:112),
menyatakan bahwa :
Modal kerja adalah modal yang seharusnya tetap ada dalam
perusahaan sehingga operasional perusahaan menjadi lebih lancar serta tujuan
akhir perusahaan untuk menghasilkan laba akan tercapai.
Menurut Kasmir (2011:250), menyatakan bahwa :
Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan
dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat
berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Menurut Susan Irawati (2006:89), menyatakan
bahwa :
Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk
aktiva lancar atau current assets.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa modal
kerja adalah modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan
sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka
pendek.
Jenis-jenis modal kerja
Modal
kerja sendiri mempunyai jenis-jenis tertentu yang disebutkan sesuai dengan
kapasitas atau kondisi kebutuhan modal kerja dalam suatu perusahaan.
Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati dan Bambang
Riyanto (2010:112) yang berdasarkan pendapat AW Taylor, modal kerja dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Modal
kerja permanen
Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang jadi. Modal kerja permanen dibedakan
menjadi :
a. Modal kerja
primer
Adalah
modal kerja minimal yang harus dimiliki perusahaan agar dapat terus beroperasi.
b. Modal kerja
normal
Adalah
modal kerja yang harus ada dalam perusahaan agar dapat beroperasi dalam
kapasitas normal.
2. Modal
kerja variabel
Adalah
modal kerja yang selalu berubah proporsional dengan perubahan kapasitas
produksi. Modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal
kerja musiman
Modal
kerja yang berubah sesuai perubahan musim/permintaan, misalnya permintaan yang
besar pada waktu hari raya.
b. Modal
kerja siklis
Modal
kerja yang berubah akibat fluktuasi konjungtor.
c. Modal
kerja darurat
Modal
kerja yang berubah sesuai dengan keadaan yang terjadi di luar kemampuan
perusahaan.
Konsep modal kerja
Modal kerja dibagi menjadi beberapa konsep,
dalam artian dalam suatu neraca perusahaan, konsep modal kerja dibagi-bagi
lagi.
Menurut Sri Dwi Ambarwati (2010:114), seperti
yang juga dikutip oleh Bambang Riyanto (1995) bahwa ada tiga konsep modal
kerja, yaitu :
a. Modal kerja
kuantitatif
Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen
aktiva lancar, sehingga disebut modal kerja bruto karena tidak memperhatikan utang jangka pendeknya. Misal : kas, efek,
piutang, dan persediaan.
b. Modal kerja
kualitatif
Modal kerja dalam konsep ini adalah semua elemen aktiva
lancar dikurangi seluruh utang jangka pendek yang harus dibayar perusahaan.
c. Modal kerja
fungsional
Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan
perusahaan dalam mencapai laba. Misal : kas, piutang dagang, persediaan barang
dagangan, penysutan mesin, penyusutan bangunan dan gedung. Sedangkan efek, baru
menjad modal kerja jika sudah terjual.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep modal kerja
kuantitatif sebagai dasar acuan penelitian.
Sumber modal kerja
Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan
perusahaan dalam bentuk apa pun. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, diperlukan sumber-sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai
sumber yang tersedia.
Menurut Kasmir (2011:256), menyatakan bahwa :
Sumber-sumber
dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan
kenaikan passiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan,
yaitu :
1. Hasil
operasi perusahaan
2. Keuntungan
penjualan surat-surat berharga
3. Penjualan
saham
4. Panjualan
aktiva tetap
5. Panjualan
obligasi
6. Memperoleh
pinjaman
7. Dana
hibah, dan
8. Sumber
lainnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus
segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk
memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu
tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat
tergantung kepada beberapa faktor yang memenuhinya. Oleh karena itu, pihak manajemen
dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan terutama kebijakan dalam upaya
pemenuhan modal kerja harus selalu memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Menurut Kasmir (2011:254), menyatakan bahwa :
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi modal kerja, yaitu :
a. Jenis
perusahaan
b. Syarat
kredit
c.
Waktu produksi
d. Tingkat
perputaran persediaan
Begitu pula menurut pendapat R. Agus Sartono (2010:386), yang menyatakan
bahwa :
Besar kecilnya modal kerja perusahaan merupakan fungsi
dari berbagai faktor seperti :
1. Jenis
produksi yang dibuat
2. Jangka
waktu siklus operasi
3. Tingkat
penjualan, semakin tinggi tingkat penjualan maka kebutuhan investasi pada
persediaan juga akan semakin besar
4. Kebijakan
persediaan
5. Kebijakan
penjualan kredit
6. Seberapa jauh efisiensi manajemen aktiva lancar.
Pengertian Perputaran Modal Kerja
Antara penjualan dengan modal kerja terdapat
hubungan yang erat. Bila volume
penjualan naik investasi persediaan dan piutang juga meningkat, ini berarti
juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja,
peneliti dapat menggunakan perputaran modal kerja (working capital turnover).
Working Capital Turnover (WCT) yaitu
rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan.
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau
berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan
usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat dimana kas
diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali
lagi menjadi kas.
Menurut Kasmir (2011:182), yang menyatakan bahwa :
Perputaran
modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk
mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode
tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode atau
dalam satu periode.
Menurut
Bambang Riyanto (2008:335), yang menyatakan bahwa :
working capital turn over adalah kemampuan modal kerja
berputar dalam suatu periode siklis kas (cash cycle) dari perusahaan.
Menurut
S. Munawir (2007:80), yang menyatakan bahwa :
Ratio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan
penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan
(jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja.
Untuk menilai keefektifan modal kerja dapat
digunakan ratio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata.
Tingkat perputaran (turnover rate) modal kerja atau aktiva lancar dapat pula
dihitung dari neraca dan income statement pada suatu saat tertentu.
Rumus Perputaran
Modal Kerja
Menurut Bambang Riyanto (2008:64), metode perhitungan
:
Current Asset Turnover = (net sales)/(average
current aset)
Average Current Asset = (C.A permulaan+C.A
akhir tahun)/2
ka ko daftar pustakanya ga disimpen diblognya
BalasHapusbismillah .. teman-teman ada yang mau memberitahu saya tentang judul buku yang didalamnya membahas tentang RENTABILITAS tapi acuan teorinya yang 5 tahun kebelakang. jika ada mohon bantuannya yah . kalian bisa kirim ke email saya : vidiafadilahn@gmail.com
BalasHapussemoga yang memberitahu saya kebaikannya bisa dibalas oleh ALLAH SWT . aamiin..