MANAJEMEN MODAL MANAJEMEN MODAL MANAJEMEN MODAL MANAJEMEN MODAL
Diajukan untuk memenuhi Tugas
Matakuliah : manajemen Dana Bank
Disusun Oleh :
Achmad Musaddad
Fakultas Ekonomi – Manajemen
Universitas Wiralodra Indramayu
2010
Makalah kelompok
Manajemen modal
BAB I
PENDAHULUAN
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham) surplus dan laba yang ditahan, atau kelebihan
nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya (Munawir,
2001:19).
Perusahaan pada dasarnya membutuhkan modal yang cukup dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modal aktivitas usaha tidak dapat dijalankan.
Menurut Sudarsono dan Edilius (1994:169) modal merupakan barang-barang yang
kongkrit yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah
debet maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat di
sebelah kredit. Modal tersebut berasal dari kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut.
Modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena modal
digunakan untuk membelanjai operasional sehari-hari perusahaan secara langsung dan
kontinu, berputar selama perusahaan tersebut beroperasi sesuai dengan tujuannya
memperoleh keuntungan.
Untuk dapat menghindari bahaya adanya krisis keuangan ataupun kelebihan dana,
perusahaan perlu mengatur penggunaan modalnya dengan seekonomis dan seefisien
mungkin sehingga terciptakesesuaian antara kebutuhan dan jumlah dana yang tersedia.
Penggunaan modal yang dilaksanakan secara efisien berarti bahwa setiap jumlah yang
tertanam dalam modal aktif dan modal pasif harus dapat digunakan sebaik mungkin untuk
menghasilkan tingkat keuntungan investasi, karena efisiensi penggunaan modal secara
langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari
investasi tersebut.
Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau keuntungan.
Hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya. Rentabilitas atau profitability menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.
Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend
keuntungan yang meningkat merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai
rentabilitas atau profitability suatu perusahaan.
Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam
suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan
dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan
merupakan ukuran bahwa perusahaan itu rendabel. Oleh karena itu bagi manajemen atau
pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang besar
(Munawir, 2001:33).
Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacammacam dan
tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan
yang lainnya. Secara keseluruhan pengukuran terhadap rentabilitas perusahaan akan
memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam
hubungannya dengan volume penjualan yang menghasilkan laba, jumlah aktiva dan
investasi tertentu dari pemilik perusahaan.
Makalah kelompok
Manajemen modal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MODAL
2.1.1 Pengertian Modal
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha serta semakin canggihnya penggunaan
alat-alat dalam dunia kerja, maka permasalahan yang timbul dan harus dihadapi oleh
perusahaan semakin komplek dan membutuhkan pemikiran yang serius. Salah satu
permasalahan dalam dunia usaha adalah masalah faktor produksi modal yang mempunyai
peranan sangat penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tidak akan
berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai
rupa aspek.
Menurut Riyanto (2001:17-18) dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan, modal mempunyai pengertian yang bermacam-macam antara lain:
a. Secara klasik modal mempunyai arti sebagai hasil produksi yang digunakan untuk
memprodusir lebih lanjut
b. Dalam arti sempit modal diartikan hanyalah dalam artian uang, sedangkan dalam arti
luas modal meliputi baik modal dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang
misalnya mesin, barang-barang dagangan dan lain sebagainya
c. Modal dapat juga diartikan sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang
terdapat dalam neraca sebelah debit, sedangkan yang dimaksud dengan barang-
barang modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam
fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan
Sedangkan menurut Munawir (2001:19) modal merupakan hak atau bagian yang
dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjuk dalam pos modal (modal saham), surplus
dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap
seluruhhutang-hutangnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa modal merupakan bagian yang
dimiliki oleh perusahaan yang dapat berbentuk uang maupun barang-barang modal yang
digunakan untuk pembiayaan operasional perusahaan sebagai usaha untuk memperoleh
laba atau keuntungan maksimum dari modal yang dikeluarkan tersebut.
2.1.2 Penggolongan Modal
Menurut Riyanto (2001:19-21) modal dapat digolongkan menjadi dua yaitu modal
aktif dan modal pasif.
a. Modal Aktif
Adalah modal yang tertera di sebelah debit dari neraca yang menggambarkan bentuk-
bentuk dalam mana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. Ditinjau dari cara
dan lamanya perputaran, modal aktif dapat dibedakan menjadi:
1) Aktiva lancar, yaitu aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi
dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang
dari satu tahun) misal kas, piutang dan persediaan.
2) Aktiva tetap, yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur-angsur
habis turut serta dalam proses produksi, misal tanah, bangunan, kendaraan dll.
Ditinjau dari fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan, modal aktif terdiri dari:
1) Modal kerja (working capital assets), yaitu modal yang sifatnya fleksibel dan relatif
variabel dimana elemenelemennya dapat segera mengalami perubahan dan proses
perputarannya dalam jangka waktu yang pendek.
2) Modal tetap (fixeds capital assets), yaitu modal yang sifatnya tetap atau susunannya
relatif permanen dalam jangka waktu tertentu/tidak segera mengalami perubahan-
perubahan dan proses perputarannya dalam jangka waktu yang lama.
b. Modal Pasif
Adalah modal yang tertera di sebelah kredit dari neraca yang menggambarkan
sumber-sumber dari mana dana diperoleh. Modal pasif memperlihatkan hak-hak para
pemilik dan pemberi hutang yang dinyatakan dalam nilai uang.
Ditinjau dari asalnya modal pasif dapat dibedakan menjadi;
1) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba)
atau berasal dari pengambil bagian peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta
dan lainlain). Misalnya: modal saham biasa, laba di tahan dll.
2) Modal asing, yaitu modal yang berasal dari kreditur yakni merupakan utang bagi
perusahaan yang bersangkutan. Misalnya: utang bank.
Ditinjau dari lamanya penggunaan dan berdasarkan syarat likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas, modal pasif dapat dibagi menjadi:
1) Modal jangka panjang yang ditarik untuk jangka waktu tidak tertentu/terbatas waktunya
(dari sudut likuiditas), adalah modal sendiri (dari sudut solvabilitas) dan merupakan
modal
dengan pendapatan tidak tetap (dari sudut rentabilitas)
2) Modal jangka pendek yang ditarik untuk jangka waktu tertentu/terbatas (dari sudut
likuiditas), adalah modal asing(dari sudut solvabilitas) dan merupakan modal dengan
pendapatan tetap (dari sudut rentabilitas)
2.1.3 Sumber Permodalan Badan Usaha
Sumber modal adalah bagaimana dan dari mana suatu perusahaan dapat memperoleh
modal untuk membelanjai suatu tujuan dari perusahaan tersebut. Menurut Riyanto
(2001:209-224) dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, disebutkan
berbagai macam sumber permodalan yang dapat dibagi dalam dua segi yaitu:
a. Dari segi asalnya
Ditinjau dari segi asalnya, sumber modal dibedakan dalam sumber modal intern dan
sumber modal ekstern.
1) Sumber Intern
Adalah modal atau dana yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.
Komponen-komponen sumber intern adalah:
a) Laba yang ditahan
Laba yang ditahan diperoleh dari keuntungan suatu perusahaan yang tidak dibagikan
pada akhir tahun.
b) Cadangan penyusutan
Cadangan penyusutan diperoleh dari hasil penyusutan alatalat produksi tahan lama yang
disusutkan tiap tahun berdasarkan peraturan yang berlaku pada perusahaan tersebut.
2) Sumber Ekstern
Adalah modal yang diperoleh dari luar perusahaan baik diambil dari pemilik maupun
dari para kreditur. Hutang yang diperoleh dari pihak kreditur merupakan hutang bagi
perusahaan yang dikenal sebagai modal asing.
b. Dari segi terjadinya
Ditinjau dari segi terjadinya sumber modal dapat diperoleh dari:
1) Tabungan dari subyek ekonomi, yaitu suatu pendapatan yang tidak dikonsumsikan,
dengan demikian tabungan tersebut dapat digunakan untuk keperluan konsumsi di masa
yang akan datang.
2) Penciptaan/kreasi atau kredit oleh bank, merupakan sumber kedua dari penawaran
modal dimana yang dapat menciptakan uang tidak hanya bank sentral tetapi bank-bank
umum juga dapat menciptakan uang yang sering disebut dengan uang giral.
3) Intensifikasi penggunaan uang, dimana perusahaan dapat mengintensifkan penggunaan
uang yang sementara tidak digunakan, misal dengan meminjamkan kepada
perusahaanperusahaan yang membutuhkan.
2.2 EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL
2.2.1 Pengertian Efisiensi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:219) menyebutkan efisiensi merupakan
ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang
waktu, tenaga, biaya dan kegunaannya.
Dalam pengertian ekonomis, efisiensi adalah dengan memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki (input) yang sekecil mungkin untuk memperoleh keluaran (output) tertentu
atau dengan input (sumber daya dan dana) tertentu dalam mencapai output yang maksimal
(Sukamdijo, 1996:11).
Efisiensi dapat juga berarti perbandingan terbaik antara input dan output, antara
keuntungan dan biaya (hasil pelaksanaan dengan sumber-sumber yang digunakan), seperti
juga halnya hasil maksimum yang dicapai dengan penggunaan terbatas (Handayaningrat,
1983:15).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi
merupakan perbandingan yang menghasilkan sesuatu yang terbaik karena terwujudnya
kesesuaian antara input dengan output atau antara modal yang digunakan untuk
operasional dengan hasil atau laba yang maksimum dan sesuai dengan harapan melalui
usaha yang minimum.
2.2.2 Efisiensi Penggunaan Modal
Salah satu bentuk analisis terhadap kemampuan perusahaan dalam menggunakan
aktiva atau modalnya secara produktif untuk menghasilkan laba dengan melihat tingkat
efisiensinya adalah melalui analisis terhadap rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas.
Efisiensi penggunaan modal ini mengacu pada perbandingan antara laba usaha yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut dengan total aktiva atau jumlah modal perusahaan
tersebut dalam satu periode (Munawir, 2001:33). Untuk dapat mengetahui tingkat efisiensi
penggunaan modal tersebut perusahaan perlu menghitung tingkat pengembalian atas modal
yang digunakan yaitu melalui tingkat pengembalian investasi atau Return On Investment
(ROI). Return On Investment merupakan ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
2.3 PENDEKATAN SISTEM DU PONT
2.3.1 Analisis ROI dalam Pendekatan Sistem Du Pont
Sekitar tahun 1919 perusahaan Du Pont mulai menggunakan pendekatan tertentu
terhadap analisa rasio untuk mengevaluasi efektivitas perusahaan. Satu variasi dari
pendekatan Du Pont ini memiliki hubungan khusus dalam pemahaman pengembalian
investasi perusahaan atau Return On Investment (ROI) melalui perkalian antara profit
margin dengan Turnover of Operating Assets, sehingga diketahui kemampuan
menghasilkan laba atas total aktiva (Horne & Machowicz, 1997:148). Menurut Weston
(1993:129) melalui pendekatan sistem Du Pont efisiensi penggunaan modal diukur dalam
tingkat ROI melalui penggabungan berbagai macam analisis. Analisis tersebut mencakup
seluruh rasio aktivitas dan margin keuntungan untuk menunjukkan bagaimana rasio-rasio
ini saling mempengaruhi untuk menentukan profitabilitas harta. Adapun rumus untuk
menghitung ROI dalam pendekatan sistem Du Pont antara lain:
ROI = Profit Margin x Turnover of Operating Assets
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Return On Investment antara lain:
1. Profit Margin
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari tingkat
penjualan tertentu. Profit margin dapat diinterpertasikan sebagai tingkat efisiensi
perusahaan yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya yang ada
di perusahaan. Semakin tinggi profit margin yang dicapai perusahaan menunjukkan
semakin efisiensinya operasi perusahaan (Riyanto, 2001:37).
Profit Margin dapat dinyatakan dalam formula sebagai berikut:
Dengan jumlah operating expenses tertentu profit margin dapat diperbesar dengan
memperbesar sales, atau dengan jumlah sales tertentu profit margin dapat diperbesar
dengan menekan atau memperkecil operating expenses.
Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperbesar profit
margin, yaitu:
a) Dengan menambah biaya usaha (operating expenses) sampai tingkat tertentu diusahakan
tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain tembahan
sales harus lebih besar daripada tambahan operating expenses. Perubahan besarnya
sales dapat disebabkan karena perubahan harga penjualan per unit apabila volume sales
dalam unit sudah tertentu (tetap) atau disebabkan karena bertambahnya luas penjualan
dalam unit kalau tingkat harga penjualan per unit produk sudah ditentukan.
b) Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu diusahakan adanya
pengurangan operating expenses yang sebesar-besarnya atau dengan kata lain
mengurangi biaya usaha relatif lebih besar daripada berkurangnya pendapatan dari
sales. Meskipun jumlah sales selama periode tertentu berkurang, tetapi oleh karena
disertai dengan berkurangnya operating expenses yang lebih sebanding maka berakibat
makin besarnya profit marginnya (Riyanto, 2001:37-39).
Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal dalam profit margin adalah
dengan membandingkan komponen pembentuk profit margin dengan pendapatan usaha.
Adapun komponen profit margin tersebut antara lain:
1) Harga Pokok Produksi, yaitu semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang akan digunakan
untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
2) Biaya Operasional, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
kegiatan operasional perusahaan di luar kegiatan produksi. Biaya operasional ini
dapat berupa biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran/penjualan.
2. Turnover of Operating Assets (Tingkat Perputaran Total Aktiva)
Turnover of operating assets adalah kecepatan berputarnya operating assets dalam
suatu periode tertentu. Analisis ini digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
seluruh aktiva perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan, atau dapat dikatakan
pengambilan beberapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah
yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Semakin cepat perputaran aktiva
tersebut menunjukkan semakin efektifnya perusahaan dalam menggunakan aktivanya
secara produktif dan apabila perputaran aktiva tersebut lambat maka menunjukkan
aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan perusahaan untuk
menjualnya (Sawir, 2001:17).
Turnover of operating assets dapat diketahui dengan rumus:
Dengan jumlah operating assets tertentu makin besarnya jumlah sales selama
periode tertentu mengakibatkan makin tingginya turnovernya, demikian pula halnya luas
sales tertentu dengan makin kecilnya operating assets akan mengakibatkan makin
tingginya turnover. Dengan demikian maka ada 2 alternatif untuk mempertinggi operating
assets turnover yaitu:
1. Dengan menambah modal usaha (operating assets) sampai tingkat tertentu diusahakan
tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya
2. Dengan mengurangi sales sampai tingkat tertentu diusahakan penurunan atau
pengurangan operating assets sebesarbesarnya (Riyanto, 2001:40-41). Untuk
mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal dalam turnover of operating asset
melalui pendekatan sistem Du Pont adalah dengan melihat tingkat efisiensi komponen
pembentuk turnover of operating asset melalui tingkat perputaran masing-masing
komponen aktiva dengan cara membandingkan pendapatan usaha dengan komponen
aktiva tersebut. Adapun komponen pembentuk turnover of operating assets antara lain:
1. Working Capital (Modal Kerja)
Modal kerja dalam konsep kuantitatif merupakan sejumlah dana yang tertanam
dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang-piutang, persediaan, persekot biaya
yang akan mengalami perputaran sekali dalam jangka waktu yang pendek (Riyanto,
2001:57). Analisis working capital digunakan untuk mengetahui modal kerja secara
keseluruhan dan menilai keefektifan modal kerja yang digunakan perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan usaha melalui perputaran masingmasing komponennya
(Munawir, 2001:72).
Penilaian efisiensi penggunaan modal kerja dalam analisis working capital dapat
diketahui melalui tingkat perputaran komponen modal kerja yang dinyatakan dalam rumus:
2. Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang phisiknya
nampak/konkrit (Munawir, 2001:17). Analisis aktiva tetap digunakan untuk
mengetahui jumlah aktiva tetap perusahaan setelah dikurangi akumulasi penyusutan
aktiva tetap dan menilai keefektifan penggunaan aktiva tetap melalui perputaran
aktiva tetap.
Adapun tingkat perputaran aktiva tetap dapat dihitung dalam rumus sebagai berikut:
3. Aktiva Lain-Lain
Aktiva lain-lain merupakan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau
belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi aktiva sebelumnya (Munawir,
2001: 18). Analisis aktiva lain-lain digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
kemampuan aktiva lain-lain yang diinvestasikan dalam perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan usaha yaitu dengan membagi pendapatan usaha dengan
komponen aktiva lain-lain tersebut sehingga dapat diketahui seberapa besar peranan
di dalam permodalan aktif perusahaan.
4. Total Investment (Total Aktiva)
Total investment atau total aktiva merupakan jumlah keseluruhan harta atau aktiva
yang dimiliki perusahaan yang terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-
lain. Analisis total investment digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam membiayai kegiatan produksi maupun kegiatan operasionalnya sehari-hari
dengan menggunakan seluruh aktiva dan memperlihatkan seberapa besar jumlah
aktiva mampu menghasilkan pendapatan usaha.
Adapun total investment dapat dihitung dalam rumus:
Total Investment = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap + Aktiva Lain-Lain
2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Analisis ROI Dalam Pendekatan Sistem Du
Pont
Kelebihan-kelebihan analisa Return On Investment (ROI) dalam pendekatan sistem
Du Pont menurut Munawir (2001: 91) antara lain:
a. Manajemen yang menggunakan tehnik analisa ROI dapat mengukur efisiensi
pengggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian penjualan
b. Analisa ROI dapat digunakan untuk membandingkan efisiensi penggunaan modal pada
perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis sehingga dapat diketahui apakah
perusahaannya berada di bawah, sama atau di atas rata-ratanya.
c. Analisa ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakantindakan yang
dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam
bagian yang bersangkutan.
d. Analisa ROI dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk
yang dihasilkan oleh perusahaan.
e. ROI dapat digunakan untuk keperluan kontrol, dan selain itu dapat digunakan untuk
keperluan perencanaan.
Di samping kelebihan-kelebihan tersebut terdapat kelemahankelemahan dalam
analisis Return On Investment antara lain:
a. Terdapat kesukaran dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis mengingat bahwakadang-kadang praktek akuntansi yang
digunakan oleh masingmasing perusahaan tersebut berbeda-beda.
b. Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya belinya) dimana suatu mesin atau perlengkapan
tertentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan perlengkapan atau
mesin yang dibeli pada waktu tidak terjadi inflasi, hal ini akan berpengaruh dalam
penghitungan profit margin dan investment turnover.
c. Dengan menggunakan analisis rate of return atau ROI saja tidak akan dapat digunakan
untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan
kesimpulan yang memuaskan.
2.3.3 Komponen Analisis ROI dalam Pendekatan Sistem Du Pont
Komponen-komponen yang terdapat dalam analisis pendekatan sistem Du Pont
antara lain:
a. Kas, yaitu dana yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan dan dalamnya
termasuk check yang diterima dari langganan dan simpanan perusahaan di bank
b. Piutang, yaitu tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur atau langganan) sebagai akibat
penjualan barang dagangan secara kredit
c. Persediaan, yaitu barang-barang yang dimiliki perusahaan yang merupakan aktiva yang
selalu dalam keadaan berputar dan secara terus menerus mengalami perubahan baik
dalam bentuk maupun jumlahnya
d. Aktiva Lancar Lainnya, yaitu uang kas dan aktiva lainnya yang diharapkan untuk
dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau konsumer dalam periode berikutnya (paling
lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal)
e. Aktiva Tetap, yaitu kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkret)
dan digunakan dalam operasi yang bersifat permanen
f. Aktiva Lain, yaitu kekayaan perusahaan yang tidak termasuk dalam kelompok aktiva
lancar maupun aktiva tetap
g. Beban Operasional, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berhubungan
dengan operasi perusahaan seperti biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum
h. Harga Pokok Penjualan, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan hingga suatu
produk siap untuk dijual selain biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum
i. Penjualan, yaitu seluruh hasil penjualan barang dan jasa baik secara kredit maupun tunai
perusahaan
j. Net Operating Income, yaitu hasil atau jumlah dana yang diperoleh dari pengurangan
penjualan dengan harga pokok penjualan dan biaya usaha yang berasal dari kegiatan
utama perusahaan yagn mencerminkan kenaikan bersih terhadap modal
k. Turnover of Operating Assets, yaitu kecepatan dan kemampuan dana yang tertanam
dalam keseluruhan aktiva perusahaan yang berputar dalam menghasilkan pendapatan
l. Profit Margin, yaitu tingkat keuntungan perusahaan yang dihitung melalui perbandingan
Net Operating Income dengan penjualan bersih m. Return On Investment, yaitu analisis
yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam
menghasilkan laba dengan sejumlah total aktiva.
2.3.4 Bagan Analisis Sistem Du Pont
Bagan Du Pont dirancang untuk menunjukkan hubungan di antara pengembalian atas
investasi, perputaran aktiva, margin laba (Weston, 1993:131).
Adapun bagan analisis ROI dalam pendekatan sistem Du Pont dapat ditunjukkan
dalam gambar 2 sebagai berikut:
Keterangan gambar:
a. Sebelah kanan menunjukkan tingkat perputaran total aktiva perusahaan.
Dalam bagian ini diperlihatkan berbagai macam komponen aktiva seperti aktiva lancar
(kas dan bank, piutang usaha, persediaan dan aktiva lancar lain) yang digabungkan
dengan aktiva tetap dan aktiva lain-lain untuk menghasilkan total investment. Jika
penjualan dibagi dengan total aktiva akan diperoleh tingkat perputaran total aktiva.
b. Sebelah kiri menunjukkan tingkat profit margin perusahaan.
Dalam bagian ini diperlihatkan bagaimana penjualan dikurangkan dengan harga pokok
penjualan dan biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran untuk menghasilkan
net operating income dan bila dibandingkan dengan penjualan akan diperoleh profit
margin.
Apabila profit margin dan perputaran total aktiva tersebut dikalikan maka akan
dihasilkan tingkat Return On Investment.
2.4 PENILAIAN RATIO DAN RATA-RATA HITUNG
Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan
adalah merupakan dasar untuk menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi
suatu perusahaan. Ratio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain serta dapat menjelaskan
atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan
dengan standar. Adapun untuk menghitung ratio-ratio tersebut dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut ini:
1. Pengumpulan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbandingkan dalam
industri
2. Menghitung angka ratio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri
3. Menyusun ratio-ratio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah dan
menghapuskan ratio yang ekstrem
4. Menghitung rata-rata hitungnya atau menentukan mediannya (Munawir, 2001:64-67).
Suatu nilai rata-rata (mean) dari sejumlah data sebenarnya merupakan suatu bilangan
yang dapat menggantikan tiap-tiap data yang bersangkutan dan tidak mengubah hasil
penjumlahan data tersebut. Dengan demikian bila terdapat sebanyak n data dengan nilai
rata-rata x maka jumlah keseluruhan data tersebut akan sama dengan x dikalikan dengan
banyaknya data (n). dalam bidang bisnis seringkali ditemui penghitungan nilai rata-rata
bagi sesuatu variabel yang berhubungan dengan variabel-variabel yang lain (Wahyono,
1988:219).
Rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung
dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyaknya data. Rumus ntu nilai rata-rata (x)
adalah:
dimana, i Σ x = jumlah kesemua harga x yang ada dalam kumpula itu n = banyaknya data
(Sudjana, 1996:67).
BAB III
KESIMPULAN
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham) surplus dan laba yang ditahan, atau kelebihan
nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya
Jenis modal ada dua macam :
1. Modal Aktif : modal yang tertera di sebelah debit dari neraca yang menggambarkan
bentuk-bentuk dalam mana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan.
Ditinjau dari cara dan lamanya perputaran
2. Modal Pasif : modal yang tertera di sebelah kredit dari neraca yang
menggambarkan sumber-sumber dari mana dana diperoleh. Modal pasif
memperlihatkan hak-hak para pemilik dan pemberi hutang yang dinyatakan dalam
nilai uang
Dalam mengatur modal, diharuskan mengetahui sumber-sumber modal itu berasal,
dari segi adany ataupun terjadinya, baik intern maupun intern.
Efisiensi penggunaan modal adalah modalnya secara produktif untuk menghasilkan
laba dengan melihat tingkat efisiensinya adalah melalui analisis terhadap rasio
profitabilitas atau rasio rentabilitas. Efisiensi penggunaan modal ini mengacu pada
perbandingan antara laba usaha yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dengan total
aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut dalam satu periode, untuk dapat mengetahui
tingkat efisiensi penggunaan modal tersebut perusahaan perlu menghitung tingkat
pengembalian atas modal yang digunakan yaitu melalui tingkat pengembalian investasi
atau Return On Investment (ROI). Return On Investment merupakan ratio profitabilitas
yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Handayaningrat, Soewarno. 1983. Pengantar Study Ilmu Administrasi dan Manajemen.
Jakarta: Gunung Agung Horne, J.C.V dan J.M Machowicz. 1997. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat
Keown, Arthur J dkk. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE-UII
M.S Sukamdijo. 1996. Ekonomi Koperasi. Semarang: FE UNDIP
Munawir, S. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta:
BPFE
Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta:
Gramedia Putaka Utama
Sudarsono dan Edilius. 1994. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Weston, J Fred dan Eugene F Brigham. 1993. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga
Donload PDF disini
Donlot Rangkumannya disini
mantaaaPPPPPPPhhhhh........
BalasHapus