PROPOSAL
P E N E L I T I A N
MANAJEMEN KEUANGAN
Pengaruh Investasi dalam Persediaan dan Hutang Lancar terhadap Rentabilitas Modal Sendiri
Disusun Oleh :
ACHMAD MUSADDAD
612010108003
Fakultas Ekonomi – Manajemen
Universitas Wiralodra Indramayu
2012
A. Judul : Pengaruh Investasi dalam Persediaan dan Hutang Lancar terhadap Rentabilitas Modal Sendiri
B. Program Studi : Manajemen
C. Jenjang : Strata 1
D. Latar Belakang
Dewasa ini kegiatan perekonomian terutama dalam bidang perdagangan sangat pesat berkembang, hal ini disebabkan karena semakin banyaknya masyarakat yang memulai usahanya dengan membuka usaha perdagangan, oleh karena itu dalam era persaingan sekarang ini perusahaan harus mahir dalam merancang strategi yang akurat dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Perusahaan dagang dalam menginvestasikan modalnya dalam bentuk aktiva tetap, aktiva lancar maupun aktiva tak berwujud merupakan suatu kegiatan yang memerlukan perhitungan dengan melihat kemampuan perusahaan itu sendiri. Investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar terutama dalam persediaan menjadi pokok penting yang harus direncanakan guna mengoptimalkan kegiatan operasional perusahaan.
Kegiatan perusahaan menyedikan barang sangat riskan dengan kerugian, karena penumpukan persediaan yang terlalu banyak akan memerlukan modal kerja yang makin banyak pula, hal ini memungkinkan investasi modal untuk kegiatan lain jadi terhambat. sedangkan persediaan yang sedikit memungkinkan perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Efisiensi dan efektifitas adalah kunci utama manajemen perusahaan, juga mengenai kegiatan-kegiatan perusahaan dalam menghadapi persaingan, dengan strategi kegiatan yang melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan itu sendiri akan membantu perusahaan tetap survive dan mendapatkan laba yang diharapkan.
Keadaan modal kerja dalam menjalankan kegitan operasional perusahaan tidak selalu stabil sehingga tidak memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kekurangan persediaan maupun menutupi kewajiban jangka pendek seperti pembayaran gaji karyawan, pajak-pajak bulanan ataupun kewajiban jangka panjang yang sudah jatuh tempo, hal ini merupakan tantangan bagi perusahaan untuk tetap menjalankan operasionalnya walaupun dalam keadaan kekurangan modal, jika kondisi demikian maka kebijakan pengambilan hutang lancar (hutang jangka pendek) menjadi suatu solusi untuk berusaha terus menjalankan dan mengoptimalkan kegiatan operasionalnya.
Perusahaan mengambil hutang lancar dengan alasan untuk menutupi kekurangan modal sementara yang nantinya akan bisa ditutup dengan hasil perolehan laba. Kaitannya dengan alokasi investasi dalam persediaan dengan modal yang menggunakan hutang lancar mempunyai resiko tersendiri bagi perusahaan ketika persediaan tersebut mengalami penumpukan, sehingga barang dalam persediaan itu jadi usang dan mengalami penurunan kualitas, harga jual menurun dan akhirnya akan berpengaruh pada laba yang dihasilkan perusahaan.
Bagi perusahaan baik investasi dalam persediaan maupun hutang lancar, keduanya mempengaruhi modal yang harus digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan yang secara tidak langsung akan berpengaruh pula pada laba atau rugi yang diperoleh perusahaan, tentunya resiko ini juga akan berpengaruh lebih lanjut pada seberapa banyak keuntungan keuntungan yang menjadi hak milik modal sendiri atau rentabilitas modal sendiri.
Atas dasar permasalahan inilah penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut , maka Peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian denga judul : “pengaruh investasi dalam persediaan dan hutang lancar terhadap rentabilitas modal sendiri”.
E. Identifikasi Penelitian
Seperti yang terdapat dalam latar belakang diatas, disebutkan bahwa investasi dalam persediaan dan hutang lancar dapat mempengaruhi tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri, dari uraian tersebut maka permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana investasi modal pada TB. Barokah Jaya ?
2. Bagaimana persediaan pada TB. Barokah Jaya ?
3. Bagaimana Investasi dalam Persediaan pada TB. Barokah Jaya?
4. Bagaimana Hutang yang diambil pada TB. Barokah Jaya?
5. Bagaimana Hutang Lancar Pada TB. Barokah Jaya?
6. Bagaimana Rentabilitas modal sendiri pada TB. Barokah Jaya ?
7. Bagaimana pengaruh Investasi dalam persediaan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya?
8. Bagaimana pengaruh Hutang Lancar Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya?
9. Bagaimana pengaruh Investasi dalam Persediaan dan Hutang Lancar secara bersama-sama terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya?
10. Bagaimana pengaruh-pengaruh efisiensi dan efektifitas investasi dalam persediaan dan hutang lancar terhadap rentabilitas modal sendiri pada TB. Barokah Jaya?
F. Batasan Penelitian
1. Bagaimana Investasi dalam Persediaan pada TB. Barokah Jaya?
2. Bagaimana Hutang Lancar pada TB. Barokah Jaya?
3. Bagaimana Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya?
4. Bagaimana pengaruh Investasi dalam Persediaan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya?
5. Bagaimana pengaruh Hutang Lancar terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya?
6. Bagaimana pengaruh Investasi dalam Persediaan dan Hutang Lancar secara bersama-sama terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya?
G. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dilakukan penilitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi tentang bagaimana pengaruh investasi dalam persediaan dan hutang lancar terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan yang diteliti. sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan :
1. Untuk mengetahui bagaimana Investasi dalam Persediaan pada TB. Barokah Jaya.
2. Untuk mengetahui bagaimana Hutang Lancar pada TB. Barokah Jaya.
3. Untuk mengetahui bagaimana Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya.
4. Untuk Mengetahui bagaimana Pengaruh Investasi dalam Persediaan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Hutang Lancar terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya.
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh-pengaruh Investasi dalam Persediaan dan Hutang Lancar secara bersama-sama terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada TB. Barokah Jaya.
H. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
1. Merupakan sarana belajar untuk mengidentifikasikan, menganalisis dan merencanakan masalah yang nyata sehingga akan lebih meningkatkan pengertian dari teori-teori diperkuliahan.
2. Mengetahui sejauh mana teori yang diperoleh dapat diterapkan dalam praktek.
3. Diharapkan dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan dibidang keuangan, hususnya mengenai investasi dalam persediaan, hutang lancar dan rentabilitas modal sendiri.
2. Bagi perusahaan :
a. Mempunyai gambaran yang jelas mengenai pengaruh investasi dalam persediaan dan hutang lancar terhadap rentabilitas modal sendiri.
b. Memberikan masukan investasi dalam persediaan dan hutang lancar yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan keuangan dimasa yang akan datang.
c. Data empiris mengenai pengaruh-pengaruh investasi dalam persediaan dan hutang lancar terhadap rentabilitas modal sendiri dapat dijadikan sebagai input bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan perusahaan
3. Bagi pihak lain
a. Menambah pembendaharaan dari hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai refferensi bagi peneliti lain.
I. Tinjauan Pustaka
I.1 Investasi Dalam Persediaan
Setiap perusahaan mempunyai modal untuk kegiatan operasionalnya, modal tersebut diinvestasikan baik dalam bentuk aktiva tetap, aktiva lancar ataupun aktiva yang tidak berwujud.
I.1.a Pengertian Investasi dalam Persediaan
Menurut Stanly Fisher dan Richard startz alih bahasa oleh Yusuf Wibisono (2004:86) :
“Investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi/pendapatan di masa yang akan datang”.
Manurut Sumastuti (2006;50) :
“Investasi adalah penanaman modal (baik modal tetap maupun modal tidak tetap) yang digunakan dalam proses produksi untuk memperoleh keuntungan suatu perusahaan”.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah bentuk pengeluaran modal dalam meningkatkan atau mempertahankan stok barang sehingga menambah kapasitas produksi atau pendapatan dimasa yang akan datang.
Investasi modal dalam aktiva lancar yang paling besar adalah pada persediaan, adanya persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dan secara terus menerus mengalami perubahan, oleh karena itu investasi dalam persediaan adalah suatu bentuk investasi yang adanya dipentingkan oleh perusahaan.
Menurut R. Agus Sartono ( 2010;443) :
“Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan.hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan
Ditinjau dari segi neraca persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau diproses dalam periode normal perusahaan”
Menurut Kasmir (2008;41) :
Persediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat (gudang). Persediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan
Kesimpulan dari definisi-definisi diatas, pengertian persediaan adalah Suatu jenis aktiva yang dimiliki perusahaan sampai tanggal neraca dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan”.
Adapun pengertian Investasi dalam Persediaan adalah Investasi atau pengangaran dana perusahaan untuk memenuhi persediaan dalam kegiatan operasionalnya.
I.1.b Jenis-jenis Persediaan
Menurut S. Munawir (2007;16) :
“Untuk perusahaan perdagangan yang dimaksud dengan persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang/belum laku dijual. untuk perusahaan manufacturing (yang memproduksikan barang) maka persediaan yang dimiliki meliputi : (1) Persediaan Barang mentah; (2) persediaan Barang dalam proses dan (3) Persediaan barang jadi.”.
Menurut Dewi Astuti (2004;181) :
“Persediaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.”
Menurut Manahan P. Tampuboblon (2005;86) :
“Persediaan barang mempunyai arti dan fungsi yang penting bagi korporasi. berbagai macam barang yang ada, seperti bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process goods), persediaan barang jadi (Merchandising goods), dimana korporasi melakukan penyimpanan dengan berbagai macam alasan.”
Menurut Mamduh M. Hanafi (2010;87).
“persediaan biasanya mencangkup beberapa jenis persdiaan, seperti persediaan bahan mentah, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi (barang dagangan). bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. barang setengah jadi adalah barang yang belum selesai sepenuhnya menjadi barang dagangan. barang jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dan siap untuk dijual.”
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan ada tiga macam jenis persediaan :
1. Persediaan bahan baku (raw material)
2. Persediaan barang dalam proses (work in process goods)
3. Persediaan barang jadi (Merchandising goods)
Kategori barang dapat dikatakan sebagai persediaan adalah jika barang-barang tersebut masih ada tersimpan dalam gudang sampai tanggal neraca atau barang-barang yang belum laku terjual.
I.1.c Manfaat Investasi dalam Persediaan
Pengadaan kegiatan Investasi dalam persediaan baik itu barang mentah, setangah jadi ataupun barang jadi, semuanya mempunyai manfaat baik bagi perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2010:217) secara sepesifik, ada beberapa hal manfaat invstasi dalam persediaan :
1. Memanfaatkan diskon kuantitas.
2. Menghindari kekurangan bahan (out of stock).
3. Manfaat pemasaran
4. Spekulasi.
Keterangan :
Ad.1 Memanfaatkan diskon kuantitas
Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan membeli dalam kuantitaf yang besar. jika perusahaan ingin memanfaatkan diskon kuantutas, maka perusahaan akan meyimpan persediaan, karena mungkin perusahan membeli bahan melebihi kebutuhan saat ini.
Ad. 2 Menghindari kekurangan bahan (out of stock)
Jika pelanggan datang untuk membeli barang dagangan, kemudian perusashaan tidak mempunyai barang tersebut, maka perusahaan kehilangan kesemapatan untuk memperoleh keuntungan. untuk menghindari situasi tersebut, perusahaan harus memiliki barang jadi. jika bahan mentah tidak ada pada waktu proses produksi membutuhkannya, maka proses produksi bias mengganggu. untuk menghindari situasi tersebut, perusahaan harus memiliki bahan mentah.
Ad. 3 Manfaat pemasaran
Jika perusahaan memiliki persediaan barang dagangan yang lengkap, maka pelanggan atau calon pelanggan akan terkesan dengan kelengkapan pada barang dagangan yang kita tawarkan. reputasi perusahaan bisa meningkat . disamping itu jika perusahaan selalu mampu memenuhi keinginan pelanggan (memberikan barang dagangan pada saat dibutukan oleh pelanggan), maka kepuasaan pelanggan semakin baik. pelanggan tersebut akan kembali lagi ke perusahaan, sehingga diharapkan akan semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Ad.4 Spekulasi
Kadang-kadangan persdiaan digunakan untuk berspekulasi. jika perusahaan mengantisipasi kenaikan harga (misal inflansi meningkat), nilai persediaan akan semakin meningkat dalam situasi inflasi, dan dengan demikian akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
I.1.d Biaya yang berkaitan dengan Investasi dalam Persediaan
Menurut Mamduh M. Hanafi (2010:218) Persediaan juga mempunyai biaya-biaya yang berkaitan. beberapa contoh biaya yang berkaitan dengan persediaan:
1. Biaya investasi.
2. Biaya penyimpanan.
3. Biaya order.
Keterangan :
Ad.1 Biaya investasi.
Investasi pada persediaan, seperti investasi pada piutang atau modal kerja lainnya, memerlukan biaya investasi. biaya investasi bisa berupa biaya kesempatan karena dana tertanam di persediaan, dan bukannya tertanam pada investasi lainnya.
Ad.2 Biaya penyimpanan.
Biaya penyimpanan mencakup biaya eksplisit, seperti biaya sewa gudang, asuransi, pajak, dan biaya kerusakan persediaan. biaya inflisit mencakup biaya kesempatan seperti pada item 1 diatas.
Ad.3 Biaya order.
Untuk memperoleh persediaan, perusahaan akan melakukan order persediaan tersebut. biaya order mencakup biaya administrasi yang berkaitan dengan aktifitas memesan persediaan, biaya transportasi dan biaya pengangkutan persediaan.
Menurut Bambang Riyanto (2007;78), ada dua jenis biaya yang berkaitan dengan persediaan :
1. “Procurement” atau “Sut-up Costs”
2. “Strorage” atau “carrying Costs”
Keterangan :
Ad.1 “Procurement” atau “Sut-up Costs”.
Precurement cost adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan “frekuensi pemesanan”, yang terdiri dari :
1. Biaya selama proses persiapan
a. Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pesanan.
b. Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan.
2. Biaya penerimaan barang dipesan.
3. Biaya penerimaan barang dipesan.
a. Pembongkaran dan pemasukan ke gudang.
b. Pemeriksaan material yang diterima.
c. Mempersiapkan laporan penerimaan.
d. Mencatat kedalam “material record card”
4. Biaya-biaya processing pembayaran.
a. Auditing dan pembandingan antara laporan penerimaan dengan pesanan yang asli.
b. Persiapan pembuatan chaque untuk pembayaran.
c. Pengiriman chaque dan kemudian auditingnya.
Ad.2 “Strorage” atau “carrying Costs”.
Carrying Costs adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya inventory. Penentuan besarnya carrying costs didasarkan pada “average inventory”, dan biaya ini dinyatakan dalam presentase dari nilai dalam rupiah dari average inventory.
Biaya-biaya yang termasuk dalam Carrying costs adalah :
1. Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang.
2. Biaya pemeliharaan material dan allowences untuk kemungkinan rusak.
3. Biaya untuk menghitung/menimbang barang yang dibeli
4. Biaya asuransi
5. Biaya absolescence
6. Biaya modal
7. Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang.
Menurut Darmawan Sjahrial (2009;201)
Penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena persediaan mempunyai efek langsung.
Bila Investasi dalam persediaan lebih besar daripada kebutuhannya maka :
- Akan memperbesar beban bunga, terutama sumber modal kerjanya berasal dari dana pinjaman.
- Akan memperbesar biaya penyimpanan dan biaya pemeliharaan.
- Akan memperbesar kerugian karena kerusakan persediaan.
- Turunnya kualitas persediaan.
- Persediaan dapat mengalami keusangan (obsolescence), ketinggalan mode, semua hal diatas akan memperkecil keuntungan.
Sebaliknya Investasi Pada Persediaan yang terlalu kecil akan mengakibatkan kekurangan bahan baku sehingga kapasitas produksi tidak penuh yang pada akhirnya biaya produksi rata-rata menjadi tinggi. Hal ini juga menyebabkan menurunnya keuntungan perusahaan.
I.2 Hutang Lancar
Hutang lancar merupakan suatu tunjangan yang sering kali dilakukan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan yang berlaku karena ketentuan-ketentuan bisnis atau yang mendadak dan memungkinkan tidak adanya kerugian yang dialami, baik perusahaan sedang dalam keadaan stabil ataupun kekurangan modal.
I.2.a Pengertian Hutang Lancar
Menurut Mamduh M. Hanafi (2010;29) :
“Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul dimasa mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer asset atau memberikan jasa ke pihak lain dimasa mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa lalu. hutang muncul terutama karena penundaan pembayaran untuk barang atau jasa yang telah diterima oleh organisasi dan dari dana yang dipinjam.”.
Menurut S. Munawir (2007;18) :
“Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasan atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka waktu pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.”
Menurut Kasmir, (2008:40) :
“Utang Lancar merupakan kewajiban atau utang perusahaan pada pihak lain yang harus segera dibayar, jangka waktu utang lancar adalah satu tahun. Oleh karena itu utang lancar disebut juga Utang Jangka Pendek.”
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan hutang lancar adalah hutang jangka pendek perusahaan pada pihak lain yang harus segera dibayar dalam jangka waktu maksimal satu tahun.
I.2.b Jenis-jenis Hutang Lancar
Menurut Kasmir (2008:40) Utang Lancar itu meliputi :
1. Utang dagang.
2. Utang Bank Maksimal 1 tahun.
3. Utang wesel.
4. Utang gaji.
5. Utang Jangka pendek lainnya.
Menurut S Munawir(2007:18) ruang lingkup hutang lancar meliputi antara lain :
1. Hutang dagang.
2. Hutang wesel.
3. Hutang pajak.
4. Biaya yang masih harus dibayar.
5. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo.
6. Penghasilan yang diterima dimuka (deffered revenue).
Keterrangan :
Ad.1 Hutang dagang.
Adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dagangan secara kredit.
Ad.2 Hutang Wesel.
Adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis (yang diatur dengan undang-undang) untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang.
Ad.3 Hutang pajak.
Baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas Negara.
Ad.4 Biaya yang masih harus dibayar.
Adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
Ad.5 Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo.
Adalah sbagian (seluruh) hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan pembayarannya.
Ad.6 Penghasilan yang diterima dimuka (deffered Revenue).
Adalah penerimaan uang untuk penjualan barang/jasa yang belum direalisir.
I.3 Rentabilitas Modal Sendiri
Setiap kegiatan yang dilakukan perusahan tidak terlepas dari tujuan perusahaan itu sendiri, yaitu mempertahankan kelangsungan hidup usaha dan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan menjadi titik ukur perbandingan modal yang dikeluarkan dan keuntungan yang didapat (rentabilitas), baik itu dari modal Sendiri ataupun modal asing. Kepentingan perusahaan dalam menginvestasikan modal kerjanya dengan modal sendiri yang digunaan menjadi harapan yang besar dalam pencapaian keuntungan itu sendiri, sehingga pertanyaan seperapa besar kemampuan modal sendiri yang keluarkan itu dapat memperoleh keuntungan (Rentabilitas modal sendiri) menjadi motivasi tersendiri bagi perusahaan.
I.3.a Pengertian Rentabilitas Modal sendiri
Menurut Bambang Riyanto (2007:44) :
“Rentabilitas Modal Sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain dapatlah diartikan bahwa Rentabilitas Modal Sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan”.
Menurut Susan Irawati (2006;61) :
“Rentabilitas modal sendiri (RMS) adalah perbandingan jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Atau rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba”.
Menurut Lukman Samsudin (2009:64) :
“Rentabilitas Modal sendiri merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemilik modal perusahaan atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan”
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan Rentabilitas Modal Sendiri atau RMS adalah Kemampuan perusahaan untuk meraih keuntungan dengan modal sendiri dengan perbandingan Modal Sendiri yang digunakan dan keuntungan yang diperoleh darinya.
I.3.b Pengukuran Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas Modal Sendiri atau Return of Equity (ROI) . Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. karena itu dipergunakan laba setelah pajak. angka modal sendiri juga sebaiknya dipergunakan angka rata-rata.
Menurut Suad Husnan (2006;74) Perhitungan rentabilitas modal sendiri ini adalah dengan membandingkan besarnya modal sendiri yang digunakan dan laba yang diperoleh. Dengan rumus :
Laba Setelah pajak
(Rata-rata) modal sendiri
|
J. Journal dari Peneliti Terdahulu
Tabel 1.
Nama Peneliti
|
Judul
|
Hasil Penelitian
|
Persamaan Variabel
|
Lily Sulyati
(2004)
(http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=76976)
|
Tinjauan Dan Analisis Atas Kebijakan Investasi Dalam Persediaan Busana Pria Dan Alternatif Sumber Dana Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan PT Matahari Putra Prima TbkBibliografi
|
Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah "Seandainya
kebijakan perusahaan dalam pengadaan, pengendalian, dan pengawasan persediaan busana pria telah dilakukan sesuai dengan konsep-konsep manajemen persediaan serta dibelanjai dengan alternatif sumber dana yang tepat dan sesuai dengan pola-pola pembelanjaan yang sehat, maka hal tersebut akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan" Dalam rangka untuk mencapai maksud serta, tujuan dari penulisan skripsi ini, penulis menggunakan 2 (dua) metode penelitian, yaitu riset kepustakaan dan riset lapangan untuk memperoleh data-data serta informasi yang diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pengadaan, pengendalian, serta pengawasan persediaan busana pria selama periode analisis ternyata masih belum maksimal. Perusahaan sebaiknya menetapkan besarnya persediaan pengaman (safety stock) yang harus dipertahankan dan disesuaikan dengan target penjualan bulanan yang telah dibuat oleh perllsahaan, serta mengurangi investasi dalam persediaan busana pria sehingga dapat menghemat biaya-biaya atas modal yang tertanam dalam persediaan tersebut. Sistem dan prosedur pengendalian dan pengawasan persediaan busana pria pada dasarnya sudah baik, hanya perlu penyempurnaan dalam rangka kontrol intern yang lebih baik. Selain itu diperlukan physical check oleh pengawas intern secara mendadak atas stok persediaan serta ditutupnya asuransi kecurian atas persediaan. Berdasarkan analisis penulis, likuiditas dan rentabilitas perusahaan selama periode analisis cukup baik, namun karena dalam Laporan Keuangan Sub Bagian Men's World belum memperhitungkan penyusutan atas aktiva tetap dan amortisasi atas biaya-biaya yang dikapitalisir, maka hal ini berdampak pada perhitungan likuiditas dan rentabilitas yang sesungguhnya. Perusahaan sebaiknya tetap menggunakan kebijakan pembelanjaan yang aktual dalam membelanjai persediaannya karena memberikan tingkat likuiditas, rentabilitas dan nilai EPS (Earning per Share) yang lebih baik dibandingkan dengan alternatif Revolving Credit atau emisi saham biasa baru seharga nilai bukunya. Dengan demikian, nampak bahwa kebijakan pengadaan, pengendalian, dan pengawasan persediaan yang dilakukan sesuai dengan konsep-konsep manajemen persediaan serta didukung oleh alternatif sumber dana yang tepat memberikan pengaruh negatif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap tingkat kinerja keuangan perusahaan. |
1. Investasi dalam persediaan
|
Muswita Widya Rahma
(2006)
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/18822)
|
Pengaruh Hutang Jangka Pendek dan Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
|
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutang jangka pendek dan piutang baik secara parsial maupun simultan, terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode yang diteliti, periode 2006-2007, yaitu berjumlah 32 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 27 perusahaan, penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgement sampling). Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda dan analisis regresi linear sederhana. Uji statistik juga dilakukan dengan uji t dan uji f (ANOVA), dimana sebelum uji ini dilakukannya terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, sementara uji f (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel trade payable dan trade receivable berpengaruh relative kecil terhadap Current Ratio (CR) perusahaan, kemudian secara parsial variabel trade payable tidak berpengaruh signifikan terhadap current ratio (cr) perusahaan, akan tetapi variabel trade receivable secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Current Ratio (CR) perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
|
Hutang Jangka Pendek (Hutang Lancar)
|
Maksun
(Universitas Brawijaya : 2008)
(http://ebookbrowse.com/maksun-pengaruh-struktur-keuangan-perusahaan-terhadap-rentabilitas-modal-sendiri-pdf-d245785683)
|
Pengaruh Struktur Keuangan Perusahaan terhadap
Rentabilitas Modal Sendiri
|
Struktur Keuangan mencerminkan bagaimana cara aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai dan dapat dilihat pada sisi kanan Neraca, yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) merupakan kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan setelah pajak. Penentuan struktur keuangan yang tepat dalam suatu perusahaan akan menghasilkan tingkat Rentabilitas Modal sendiri (RMS) yang tinggi. Namun, struktur keuangan yang tepat tidak dapat ditentukan secara permanen karena adanya beberapa masalah, seperti kondisi perekonomian yang selalu berubah, terbatasnya sumber dana dan adanya persaingan ketat antar perusahaan sejenis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh struktur keuangan terhadap RMS pada perusahaan makanan dan minuman yang telah memasyarakatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat, yaitu Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) dan variabel bebas, yaitu Current Liabilities to Total Assets Ratio, Long Term Debt to Total Assets Ratio dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Dengan menggunakan metode analisis Regresi Linier Berganda, hasil penelitian menunjukkan keadaan sebagai berikut: (1) Bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variable terikatnya, yang dibuktikan dengan F-hitung (23,832) > F-tabel (2,75) dengan
probabilitas kesalahan 1,612E-10. ; (2) Bahwa variabel bebas Current Liabilities to
Total Assets Ratio mempunyai pengaruh yang dominan terhadap variabel terikatnya, yang dibuktikan dengan t-hitung (-5,418) > t-tabel ( 1,9971) dengan probabilitas kesalahan 0,0000. Selain itu t-hitung Current Liabilities to Total Assets Ratio ini terbesar di antara variabel bebas lainnya, yang diikuti dengan tertingginya r2 (0,3111); (3) Bahwa terdapat perbedaan RMS antara kelompok perusahaan yang mempunyai CAR kurang dari 50 % dengan CAR lebih dari atau sama dengan 50 %, yang dibuktikan dengan t-hitung (-2,3056) < t-tabel ( 1,6679).
|
Rentabilitas Modal Sendiri
|
K. Kerangka Pemikiran
Perusahaan memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran operasinya. Bagi perusahaan dagang, persediaan barang dagangan memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan konsumen. Sedangkan bagi perusahaan industri, persediaan bahan baku dan barang dalam proses bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi, sedangkan persediaan barang jadi dimaksudkan untuk memenuhi permintaan.
Penganggaran dana atau investasi dalam persediaan sangat menentukan pencapaian laba yang diinginkan perusahaan, karena persediaan adalah pokok utama dalam menjalankan kegiatan operasi dan membuat suatu produk yang akan di pasarkan pada konsumen. Oleh karena itu besar atau kecilnya penentuan investasi dalam persediaan sangat berpengaruh kuat pada alokasi biaya yang akhirnya akan menambah efektifitas dan efisiensi penganggaran modal kerja pada bagian-bagiannya.
Menurut Kasmir (2008;41) :
Persediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat (gudang). Persediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan
Jika persediaan suatu pertusahaan sedikit, maka akan dapat dipastikan tidak dapat memenuhi permintaan pelanggannya.
Seperti penjelasan diatas besar atau kecilnya investasi dalam persediaan mempunyai resiko tersendiri, hal ini yang akan mempengaruhi ketepatan pengalokasian dana perusahaan. Ketepatan tersebut berpengaruh bagi pendapatan perusahaan yang diinginkan (laba).
Namun dalam menjalankan kegiatan, keadaan keuangan perusahaan terkadang tidak stabil, sehingga perusahaan mengambil hutang lancar sebagai pelengkap modal sementara untuk kegiatan operasionalnya. Pengambilan hutang lancar ini merupakan kebijakan perusahaan dikala modal sendiri yang digunakan tidak memungkinkan untuk menutupi kebutuhan dalam kegiatan operasionalnya, namun konsekuensi bunga hutang lancar mengakibatkan penghasilan laba yang diperoleh perusahaan kurang optimal karena sebagian laba tersebut digunakan untuk mnutupi kewajiban hutang lancar beserta bunganya.
Menurut Kasmir (2008:40)
“Utang Lancar merupakan kewajiban atau utang perusahaan pada pihak lain yang harus segera dibayar, jangka waktu utang lancar adalah satu tahun. Oleh karena itu utang lancar disebut juga Utang Jangka Pendek.”
Sama halnya dengan investasi dalam persediaan, hutang lancar juga mempunyai pengaruh pada Laba yang diperoleh perusahaan, karena dalam kegiatan setiap operasinya perusahaan tidak selalu menggunakan pendanaan dari milik sendiri, tapi juga ada kalanya perusahaan tersebut meminjam modal sementara dari pihak lain yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan operasi. Jika operasi tersebut berjalan sesuai rencana maka keuntungan yang diharapkan akan mampu dicapai, dan begitu pula sebaliknya.
Keberadaan Hutang lancar sebagai sumber modal investasi dalam persediaan akan mempengaruhi hasil banyaknya persediaan dan volume penjualan perusahaan, namun lebih lanjutnya hutang lancar juga akan mempengaruhi laba yang didapatkan perusahaan.
Kebijakan penentuan investasi dalam persediaan dan pengambilan hutang lancar menjadi suatu konsep perusahaan dalam mengatur keuangannya, tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dengan modal sendiri yang dikeluarkannya merupakan rencana pencapaian yang didalamnya terdapat resiko tercapai atau tidaknya tujuan tersebut, hal ini menjadi acuan perusahaan untuk mampu menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dikeluarkan (rentabilitas modal sendiri).
Seperti yang dinyatakan Bambang Riyanto (2007:44) :
“Rentabilitas Modal Sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.”
Keberhasilan modal dan kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memperoleh keuntungan adalah dengan membandingkan modal yang dikeluarkan dengan laba yang peroleh menurut suber modalnya, dan sumber modal sendiri yang menjadi suatu harapan tersendiri bagi perusahaan dalam membandingkan keuntungan yang diperolehnya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan investasi dalam persediaan dan hutang lancar mempunyai hubungan yang erat terhadap rentabilitas modal sendiri perusahaan.
Adapun desain statistika penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
Investasi dalam Persediaan
(X1)
|
Hutang Lancar
(X2)
|
Rentabilitas
Modal Sendiri
(Y)
|
H1
H3
H2
L. Hipotesis
Dengan berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka Peneliti mengajukan hipotesis bahwa diduga :
1. Investasi dalam Persediaan berpengaruh terhadap Rentabilitas Modal Sendiri.
2. Hutang Lancar berpengaruh terhadap Rentabilitas Modal Sendiri.
3. Investasi dalam Persediaan dan Hutang Lancar berpengaruh secara bersama-sama terhadap Rentabilitas modal sendiri
Dengan ketentuan sebagai berikut :
H1o ; r = 0 tidak ada pengaruh Investasi dalam persediaan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri
H1a ; r ≠ 0 Terdapat pengaruh Investasi dalam persediaan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri
H2o ; r = 0 tidak ada pengaruh Hutang lancar terhadap Rentabilitas modal sendiri
H2a ; r ≠ 0 terdapat pengaruh Hutang lancar terhadap Rentabilitas modal sendiri
H3o ; r = 0 tidak ada pengaruh Investasi dalam Persediaan dan Hutang lancar secara bersama-sama terhadap Rentabilitas Modal Sendiri
H3a ; r ≠ 0 terdapat pengaruh Investasi dalam Persediaan dan Hutang lancar secara bersama-sama terhadap Rentabilitas Modal Sendiri
M. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Investasi Dalam Persediaan, Hutang Lancar dan Rentabilitas Modal Sendiri Pada TB. Barokah Jaya dengan melihat laporan laba-rugi, neraca dan pembukuan-pembukuan pada perusahaan.
N. Metodologi penelitian.
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian korelasi (Correlation Reseach). Menurut Husein Umar (2005:25) mengemukakan bahwa :
“Penelitian korelasi adalah penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel”.
Metode ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Investasi dalam Persediaan, Hutang lancar dan Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan
O. Operasional Variabel dan Pengukurannya
Sesuai dengan judul yakni pengaruh investasi dalam persediaan dan hutang lancar terhadap rentabilitas modal sendiri maka Peneliti mencari pengaruh anatara satu variable dengan variable lainnya dalam satu hubungan yang bersifat kausal, artinya satu variable akan mempengaruhi variable lainnya dalam hubungan sebab akibat. variable yang mempengaruhi variable lainnya disebut variable bebas (independent variables), sedangkan variable yang dipengaruhi oleh variable bebas disebut variable tidak bebas (dependent variables).
“Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent atau variabel bebas (X). Sedangkan Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas atau variabel tidak bebas (Y)” (Sugiyono, 2011:4).
Sesuai hipotesis diatas, maka Peneliti membatasi penelitian dengan 3 variable
Variabel Independent/variable X1 = Investasi dalam persediaan
Variabel Independent/variable X2 = hutang lancar
Variabel Dependent/variable Y = Rentabilitas Modal Sendiri
Tabel berikut ini menggambarkan penjabaran dari variable-variabel tersebut dalam indikator-indikator :
Tabel 2.
Operasional Variabel
Variabel
|
Indikator
|
Pengukuran
|
Investasi dalam persediaan (X1)
|
1. Persediaan Barang Mentah
2. persediaan Barang dalam proses
3. Persediaan barang jadi
(S. Munawir, 2007;16)
|
Rasio
|
Hutang Lancar (X2)
|
1. Hutang dagang
2. Hutang Wesel
3. Hutang pajak
4. biaya yang masih harus dibayar
5. hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo
6. penghasilan yang diterima dimuka (deffered Revenue)
(S. Munawir, 2007;18)
|
Rasio
|
Rentabilitas Modal Sendiri (Y)
|
3. Laba Setelah Pajak
4. (Rata-rata) Modal Sendiri
(Suad Husnan, 2006;74)
|
Rasio
|
P. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah data dan laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan sejak perusahaan itu berdiri, sedangkan sempel dalam penelitian ini adalah data yang laporan keuangan yang dibuat oleh TB. Barokah jaya pada bagian usaha produksi Selama enam periode dalam hitungan tahun, yaitu dari tahun 2006 sampai 2011.
Q. Teknik pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari :
1. Data Primer, Yaitu data yang diperoleh dari studi lapangan dengan melakukan observasi dan wawancara.
2. Data Skunder , adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau badan lain yang telah dikumpulkan atau diolah menjadi informasi. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan dengan topik permasalahan yang sedang diteliti, serta buku literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
Adapun Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Penelitian Lapangan (Fieled Research)
Mengadakan Penelitian langsung kepada objek atau perusahaan yang diteliti untuk memperoleh data primer, untuk menghimpun data factual dengan cara obsewrvasi, wawancara dan kuisioner.
- Penelitian kepustakaan
Teknik Pengumpulan data dengan cara membaca laporan-laporan keuangan yang dibuat oleh pengurus perusahaan dan disahkan oleh badan pengawas perusahaan serta catatan kuliah, buku-buku, literature-literatur, majalah-majalah serta sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
R. Teknik Uji Data
Setelah dilakukan pengelompokan data, selanjutnya Peneliti akan melakukan uji data, adapun analisis yang akan dilakukan meliputi :
R.1 Uji Validitas
“Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.” (Sugiyono, 2011;267)
Ketapatan pengujian satu hipotesa tentang pengaruh variable penelitian tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. sehingga validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya, dan kaitannya dengan tujuan pengukuran.
Pada penelitian ini, pengujian validitas yang akan dilakukan adalah validitas isi atau content validity, yaitu validitas yang diperoleh dari keabsahan atau legalitas dari data yang diperoleh dalam penelitian ini. validasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrument mencakup seluruh kawasan isi objek yang hendak diukur (komprehensip) atau sejauh mana item-item instrument mencakup atribut yang hendak diukur. Menurut Sugiyono (2011:353) :
“Untuk instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program,maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan”.
R.2 Realibilitas Instrumen Penelitian
Realibilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. (Sugiono, 2011;268)
Setiap alat ukur sehausnya mempunyai kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. suatu alat pengukur apabila dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama, dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut realibel. dengan kata lain, realibilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama.
Pengujian reliabelitas instrument dalam penelitian ini dilakukan secara internal, yaitu dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan yang diajukan dalam penelitian ini. pengujian reliabilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik belah dua dari spearman brown (split half), Yaitu :
2 rb
1+rb
|
r1 =
dimana : r1 = reliabilitas internal seluruh instrument
rb = korelasi produck moment antara belahan pertama dan kedua
Adapun kriteria ujinya adalah jika rhitung > rtable berarti reliable dan jika rhitung < r table berarti tidak reliable.
R.3 Uji Normalitas
Agar data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dipertanggugjawabkan,terlebih dahulu harus diuji normalitasnya. Hal ini penting untuk mengetahui apakah data yang diperolehdalam penelitian tersebut normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2008 ; 295) penguji data dalam penelitian dapat menggunakan rumus Chi Kuadrat (X2),
Menurut Sugiyono (2008 ; 259) rumus Chi Kuadrat sebagai berikiut:
Dimana :
x2 = Chi Kuadrat
fo = Frekuensi yang diobservasi
fh = Frekuensi yang diharapkan
Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan Chi Kuadrat table (X2 h X2 t), maka distribusi akan dinyatakan normal, dan bila lebih besar dinyatakan tidak normal.
S. Teknik Analisis Data
S.1 Metode Analisis Ratio
“Rasio keuangan merupakan suatu teknik analisin dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi-kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan 2 buah variable yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun rugi-laba.” (Susan Irawati, 2006;22).
1. Investasi dalam Persediaan.
Seperti yang dijelaskan diatas, indikator dari investasi dalam persediaan adalah barang baku, barang dalam proses dan barang jadi, untuk menghitung jumlah dari jumlah investasi dalam persediaan yang dilakukan perusahaan adalah dengan menjumlahkan semua jenis (indikator) persediaan, yaitu :
barang baku + barang dalam proses + barang jadi
2. Hutang Lancar
Pada penjelasan ditas ada 6 jenis hutang lancar yang merupakan indikator dari hutang lancar itu sendiri, yaitu :
1. Hutang dagang
2. Hutang Wesel
3. Hutang pajak
4. biaya yang masih harus dibayar
5. hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo
6. penghasilan yang diterima dimuka (deffered Revenue)
Adapun perhutungannya adalah dengan menjumlahkan semua indicator tersebut, jika di rumuskan adalah sebagai berikut :
Hutang dagang + Hutang Wesel+ Hutang pajak+ biaya yang masih harus dibayar+ hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo+ penghasilan yang diterima dimuka (deffered Revenue)
3. Rentabilitas Modal Sendiri
Laba Setelah pajak
(Rata-rata) modal sendiri
|
Rentabilitas Modal sendiri = X 100%
(Suad Husnan, 2006;74)
S.2 Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independent dengan satu variabel dependent.
Y= a+bX (Sugiyono, 2011 : 237)
Keterangan :
Y = Variabel dependent
a = Harga Y bila X = 0
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel dependent yang didasarkan pada variabel independent.
X = Nilai Variabel independent
S.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis linier berganda digunakan bila jumlah variabel independent minimal 2.
Y= a+b1 X1 + b2 X2 (Sugiyono, 2011 : 257)
Keterangan :
Y = Variabel Dependent
a = bilangan Konstanta
b1 b2 = Koefisien Regresi variabel independent
X1 X2 = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu
S.4 Analisis Korelasi
“Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel bentuk interval atau ratio” (Sugiyono, 2011:228)
Rumus yang digunakan dalam uji korelasi adalah sebagai berikut :
Keterangan :
r = koefisien korelasi
r = 0 menyatakan hubungan kedua variabel sangat lemah bahkan mungkin tidak mempunyai hubungan atau pengaruh sama sekali
r = -1 menyatakan kedua variabel sangat kuat dan bersifat negatif (terbalik)
r = 1 menyatakan hubungan kedua variabel sangat kuat dan bersifat positif (searah)
X = variabel bebas
Y = variabel tetap
n = periode
S.5 Analisis Korelasi Berganda
“Teknik korelasi ini digunakan untuk dua variabel independent dan satu dependen” (Sugiyono, 2011:233).
Rumus korelasi ganda dua variabel independent ditunjukkan dengan :
Keterangan :
Ry.x1.x2 = korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara simultan dengan variabel Y
Ryx1 = Korelasi Product momen antara X1 dan Y
Ryx2 = Korelasi Product momen antara X2 dan Y
Rx1x2 = Korelasi product moment antara X1 dan X2
S.6 Uji T
Pengujian hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan apakah suatu hipotesis tersebut sebaiknya diterima atau ditolak.
(Sugiyono, 2011 : 215)
Keterangan :
t = t hitung
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah data
S.7 Uji F
Digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2007:219). Rumus yang dapat digunakan adalah :
Dimana :
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel dependen
n = jumlah anggota sampel
Untuk menentukan nilai F table, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5 % dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n – k – 1), dimana n adalah jumlah anggota sampel, dan k adalah jumlah variable.
Dasar keputusan uji :
Terima Ha jika F hitung < F tabel
Tolak H0 jika F hitung > F tabel
T. Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada TB. Barokah Jaya pada bagian usaha produksi yang berlokasi di Desa Balongan Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu adapun waktu penelitian yang direncanakan adalah pada tanggal 1 sampai 31 Juni 2012.
Tabel 2
Jadwal Kegiatan
No.
|
Uraian Kegiatan
|
Waktu Pelaksanaan
|
1
2
3
4
5
6
|
Penentuan Judul
Penyusunan Proposal
Seminar awal
Penulisan Outline
Penelitian
Bimbingan / Penulisan Skripsi
Sidang Skripsi
|
November 2011
Januari - April 2012
Mei 2012
Juni 2012
Juni-Juli 2012
Juli-Agustus 2012
Agustus 2012
|
DAFTAR PUSTAKA
1. Bambang Riyanto. 2007. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.
2. Dewi Astuti. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Ghalia Indonesia. Jakarta.
3. Fisher, Stanly dan Richard startz alih bahasa oleh Yusuf Wibisono. 2004. Macroeconomy.Ghalia. Jakarta.
4. Kasmir. 2008. Manajemen Dana Bank. RAJAGRAFINDO PERSADA. Jakarta.
5. Lukman Samsudin. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Rajawali Press. Jakarta.
6. Mamduh M. Hanafi. 2010. Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta.
7. R. Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPFE. Yogyakarta.
8. S. Munawir. 2007. Analisa Laporaan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
9. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. UPP STIM YKPN. Yogya karta.
10. Sugiyono. 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. ALFABETA. Bandung.
11. Sumastuti. 2006. Manajemen Keuangan. Liberty. Yogyakarta
12. Susan Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. PUSTAKA. Bandung.
13. Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan (Finance Management). Ghalia Indonesia. Bogor.
salam kenal juga... terimakasih sudah berkunjung . . :)
BalasHapusterimakasih mas tulisannya menjadi referensi sy dlm membuat proposal skripsi mkeu..kalo boleh tau, ada ga contoh yang menggunakan penghitungan melalui SPSS?
BalasHapus