proposal Penelitian MSDM - PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI INTERNAL TERHADAP KINERJA APARAT DESA
Oleh : MADLANI
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini dengan tepat waktu sesuai yang
diagendakan oleh Program Studi Manajemen yang ada di Fakultas Ekonomi
Universitas Wiralodra Indramayu.
Proposal
penelitian ini penulis memberi judul “PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI
INTERNAL TERHADAP KINERJA APARAT DESA” Studi kasus pada Kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa-Barat Indonesia.
Dalam penulisan
Proposal penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan bimbingan dan petunjuk
dari berbagai pihak. Maka
dalam kesempatan ini, penulis sampaikan secara khusus ras hormat dan terima
kasih kepada :
- Bapak Sumardi HR, Drs.,SE., MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Wiralodra Indramayu.
- Bapak Gunawan, SE. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Wiralodra Indramayu.
- Ibu Fitria Dhamayanti, SE,.MM. Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Wiralodra Indramayu.
- Bapak Suranta, SE. Selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Wiralodra Indramayu.
- Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Wiralodra Indramayu.
- Teman-teman Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Wiralodra Indramayu.
Penulis menyadari dalammpenulisan ini proposal penelitian ini masih dari
sempurna, untuk itu saran dan kritik untuk kesempurnaan proposal penelitian ini
sangatpenulis harapkan. Ahirnya penulis berharap semoga
proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, Amiiin.
Indramayu, 2 Mei 2011
Penulis
M a d l a n i
PROPOSAL
PENELITIAN
A.
Judul : PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI INTERNAL TERHADAP KINERJA APARAT
DESA” Studi kasus pada Kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa-Barat
B.
Program Studi : MANAJEMEN
C.
Jenjang : STARATA
1 ( SI )
D. Latar Belakang
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang kini semakin merata ke-seluruh negara didunia, menyebabkan
berkembangnya kebutuhan para penduduknya, masyarakat sekarang sudah mulai sadar
akan kewajibannya bahkan cenderung kritis akan tuntutan Hak-haknya. Hal ini
menuntut semua organisasi yang berhubungan dengan pelayanan hak masyarakat agar
menjadi organisasi yang kompetitif yang sesuai dengan harapan kebutuhan masyarakat.
Agar organisasi pelayan masyarakat dapat berjalan, sesuai harapan yaitu
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, organisasi harus mempunyai sumber daya
manusia yang handal dan dapat bersaing, karena baiknya organisasi harus di
jalankan oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk mengatur sumber daya
yang ada agar bisa efektif dan efesian sehingga bisa mewujudkan menjadi
organisasi yang kompetitif, kreatif dan inovatif.
Untuk itulah manajemen organisasi harus mempunyai
strategi didalam mewujudkan sumber daya manusia yang yang dapat mewujudkan
tujuan organisasi. Pemberian insentif adalah satu starategi yang diterapkan
organisasi agar dapat memberikan rangsangan kepada sumber daya manusia yang ada
didalam organisasi agar dapat bekerja optimal dengan memberikan potensi yang dimilikinya
untuk kemajuan organisasi.
Disamping pegawai mendapatkan imbalan yang berupa gaji
atas kontribusinya yang diberikan terhadap organisasi, pemberian insentif juga
dapat memberikan rangsangan untuk memotivasi para pegawai agar meningkatkan
produktifitas kerja yang berujung pada kinerja pegawai yang optimal.
Pemberian insentif kepada para pegawai pada
dasarnya diharapkan akan memberikan angin segar dan menimbulkan Motivasi
positif kepada para pegawai yang mempunyai latar belakang yang berbeda, hal ini
akan memberikan dampak yang positif didalam menjalankan tugas-tugasnya agar
tetap semangat dan terhindar dari menurunnya produktuvitas kerja pegawai dan
berujung pada kinerja dan kelangsungan organisasi tersebut.
Motivasi yang
ada didalam para pegawai dipastikan akan heterogen didalam bergabung kapada organisasi,
hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kepribadian maupun
kebutuhannya masing-masing, dengan adanya pemberian insentif akan dapat
mempersempit perbedaan tujuan pegawai sehingga dapat memotivasi pada diri
pegawai agar bersemangat memberikan dedikasi yang tinggi terhadap
organisasinya.
Kinerja yang optimal adalah dambaan manajemen
diseluruh organisasi, namun kinerja akan dapat dicapai apabila proses kerja
yang dilaksanakan pada organisasi berjalan sesuai tugas pokok dan fungsinya
(TUPOKSI). Hal ini dipengaruhi terhadap penerapan system timbal balik yang
diterima pegawai dan motivasi pegawai didalam tujuan bergabung kepada organisasi.
Untuk mengetahui sejauh mana kebenaran pemberian
insentif dan motivasi internal Benar-benar mempengaruhi kinerja pegawai,
penulis melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN
MOTIVASI INTERNAL TERHADAP KINERJA APARAT DESA” Studi kasus pada Kecamatan
Juntinyuat Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa-Barat Indonesia.
E. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini penulis
mengidentifikasi masalah sebagi berikut :
1. Bagaimana pemberian insentif kapada aparat desa pada kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu.
2. Bagaimana fungsi instansi pelayanan masyarakat pada kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu.
3. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh aparat desa kepada
masyarakat dikecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pemberian insentif
kapada aparat desa pada kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
5. Bagaimana motivasi Internal aparat desa pada kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu.
6. Bagaimana fungsi Motivasi Internal aparat desa pada kecamatan
Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
7. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Motivasi Internal aparat
desa pada kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
8. Bagaimana Kinerja aparat desa pada kecamatan Juntinyuat Kabupaten
Indramayu.
9. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Kinerja aparat desa pada
kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
10. Bagaimana Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) aparat desa pada
kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
11. Bagaimana pengaruh Insentif terhadap Motivasi Internal Aparat desa
pada kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
12. Bagaimana pengaruh Insentif terhadap semangat kerja Aparat desa pada
kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
13. Bagaimana pengaruh insentif terhadap kinerja aparat desa pada
kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
14. Bagaimana pengaruhInsentif dan Motivasi internal terhadap kinerja
aparat desa pada kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
F. Batasan Masalah
Dari
identifikasi maslah diatas, penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai
berikut :
1. Bagaimana pemberian insentif pada aparat desa pada kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu.
2. Bagaimana Motivasi internal aparat desa pada kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu.
3. Bagaimana Kinerja aparat desa pada kecamatan Juntinyuat Kabupaten
Indramayu.
4. Bagaimana pengaruh Insentif terhadap Motivasi Internal Aparat desa
pada kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
5. Bagaimana pengaruh insentif terhadap kinerja aparat desa pada
kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
6. Bagaimana pengaruhInsentif dan Motivasi internal terhadap kinerja
aparat desa pada Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
G. Maksud dan tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah : Untuk mempraktekkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan cara membandingkan dalam
kenyataan yang sebenarnya. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pemberian insentif pada aparat desa, pada Kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu.
2. Untuk mengetahui Motivasi Internal aparat desa, pada Kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu.
3.
Untuk
mengetahui Kinerja aparat desa, pada Kecamatan Juntinyuat Kabupaten
Indramayu.
4. Untuk mengetahui pengaruh Insentif terhadap Motivasi Internal Aparat
desa, pada Kecamatan
Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
5. Untuk mengetahui pengaruh insentif terhadap kinerja aparat desa, pada kecamatan
Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
6. Untuk mengetahui pengaruhInsentif dan Motivasi Internal terhadap
kinerja aparat desa, pada kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
H. Kegunaan penelitian
Kegunaan dari penelitian ini, diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi :
1.
Bagi
peneliti
Bagi peneliti kegunaan penelitian ini untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan melatih kemampuan mengaanalisa dan
berfikir secara sistematis.
2.
Bagi
Aparat desa dikecamatan Juntinyuat.
Hasil penelitian ini juga, diharapkan dapat
membantu penerapan pemberian insentif dan motivasi yang efektif sehingga dapat
meningkatkan kinerja aparat desa.
3.
Bagi
Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai
bahan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh pemberian
insentif dan motivasi internal terhadap kinerja aparat desa dan sebagai acuan
untuk penelitian selanjutnya.
4.
Bagi
Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai sumbangan pemikiran dan tambahan wacana pemberian insentif dan motivasi
internal terhadap kinerja aparat desa.
I.
Kerangka pemikiran
Pegawai yang memberikan potensi optimal terhadap
organisasi, merupakan dambaan setiap organisasi, karena tujuan organisasi akan lebih
cepat tercapai. Tetapi tidak semua organisasi dapat mempunyai pegawai yang
memberikan potensinya secara optimal kepada organisasinya, tanpa adanya cara
yang dapat mendorongan untuk mewujudkannya.
Pemberian insentif adalah satu cara yang dapat memberikan dorongan
kepada pegawai untuk memotivasi pegawai, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kinerja pegawai. Karena dengan pemberian insentif, pegawai akan terdorong untuk mau bekerja
giat dan bekerja lebih optimal.
Menurut Agency
Theory (Jensen dan Meckling,1976) dan penelitian kompensasi (Gomes dan
Balkin,1992) yang dikutip oleh Mutiara S. Panggabean (2004:88) mengatakan
Insentif digunakan untuk mendorong karyawan dalam memperbaiki kualitas dan
kuantitas hasil kerjanya
Sudah banyak
diketahui bahwa, setiap organisasi baik yang bergerak
dalam bidang bisnis maupun nonbisnis sudah pasti memanfaatkan sumber daya
manusia dalam pengelolaannya, mulai tahap awal sampai tahap akhir. Untuk itu
organisasi dalam pemenfaatan sumber daya manusia harus mempertimbangkan
motivasi pegawainya, agar didalam pelaksanaan kegiatannya tidak mengalami hambatan -hambatan yang dapat menjadi
permasalahan yang imbasnya dapat menghambat kegiatan didalam organisasi.
Menurut G.R Terry (1986) yang dikutip Soekidjo Notoatmojo (2009:114) mengemukakan
pengertian Motivasi adalah: keinginan yang terdapat pada diri seseorang
individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuata (perilaku).
Keinginan yang ada pada
individu akan memberikan dampak langsung terhadap keberadaannya didalam organisasi,
terwujudnya motivasi pegawai yang tinggi akan berdapak positif terhadap kinerja
pegawai yang akan meningkat, hal ini disebabkan keinginan yang ada dalam
individu pegawai dapat teratasi dengan pemberian insentif yang dapat
menimbulkan motivasi kerja dan berdampak pada kinerja pegawai.
Sesuai dengan definisi
kinerja, yang merupakan kolektifitas dari hasil dan proses kerja, kinerja
pegawai tidak akan terwujud secara instan karean memerlukan proses dan cara
yang dapat memotivasi para pegawai untuk meningkatkan semangat kerja,
kedisiplinan yang merupakan
August W Smith yang
dikutip oleh Suwatno dan donni Juni Priansah (2011:196) menyatakan bahwa “Performrnce
is output derives from processes, human otherwise” “kinerja merupakan
hasil dari suatu proses yang dilakukan
manusia”
J. Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti
membuat suatu hipotesis yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara Insentif
dan Motivasi terhadap Kinerja Aparat desa pada kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
Secara statistik hipotesis dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai
berikut :
; r = 0 : Terdapat
pengaruh yang signifikan antara Insentif terhadap Kinerja Aparat desa
pada Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
; r ≠ 0 : Tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Insentif terhadap Kinerja Aparat desa
pada Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
; r = 0 : Terdapat
pengaruh yang signifikan antara Motivasi
Internal
terhadap Kinerja aparat desa pada
Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
; r ≠ 0 : Tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara
Motivasi Internal terhadap
kinerja aparat desa pada
Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
; r = 0 : Terdapat
pengaruh yang signifikan antara Insentif dan Motivasi Internal Terhadap
kinerja Aparat desa pada
Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
; r ≠ 0 : Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan
antara Insentif dan Motivasi Internal Terhadap kinerja Aparat desa pada Kecamatan Juntinyuat Kabupaten
Indramayu.
K. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian yang akan dilaksanakan yaitu :
No
|
Uraian Kegiatan
|
Waktu
Perencanaan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Penentuan Judul
Penyusunan Proposal
Seminar proposal
Penulisan Outline
Bimbingan Penulisan
Skripsi
Sidang Skripsi
|
Januari
2011
Februari
2011
Juni
2011
Juni
2011
Juli
– Agustus 2011
September
2011
|
Adapun tempat yang menjadi objek penelitian adalah: Wilayah Kecamatan
Juntinyuat Kabupaten Indramayu
L.
Tinjauan Pustaka
L.1. Insentif
L.1.1. Pengertian Insentif
Diantara tugas
manajemen personalia yang paling, adalah pemberian insentif. Hal ini tidak
hanya merupakan tugas yang paling rumit, tetapi juga yang paling penting, karena
berhubungan langsung dengan pegawai yang dapat memberikan acuan terhadap
meningkatnya minat pegawai untuk bekerja juga dengan kemampuan organisasi untuk
memberikan insentif yang layak dan adil.
Menurut G. R.
Terry yang dikutup oleh H.suwatno,M.Si.dan Donni Juni priansa, S.Pd.,S.E.(
2001.234 ), “lettery incentive means that which incites or a tendency to
incite action”. “Insentif merupakan suatu yang merangsang minat untuk
bekerja”
Ditambahkan oleh Heidjrachman Ranupandoyo,
dkk.(1988) yang dikutip oleh A.A. Anwar Prabu Mangku Negara (2009:89)
memberikan pengertian insentif merupakan “suatu bentuk motivasi yang dinyatakan
dalam bentuk uang”.
Selanjutnya (Siti Al Fajar
dan Tri heru 2010: 154) Insentif : merupakan imbalan yang ditambahkan terhadap
upah atau gaji yang biasanya berkaitan secara langsung dengan prestasi kerja
Dan
menurut Malayu S.P Hasibuan (2009: 183) Insentif adalah:
daya perangasang yang diberikan kepada karyawan tertantu berdasarkan prestasi
kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan produktivitas kerjanya.
Insentif juga diartikan
sebagai keuntungan bagi pegawai yang diakibatkan oleh penghematan biaya dan
produktivitas pegawai.
Marihot Tua Efendi Hariandja (2009 : 256 )
menyatakan bahwa:Insentif diartikan sebagai bentuk pembayaran langsung yang
didasarkan atau dikaitkan dengan kinerja dan gain sharing, yang juga diakaitkan
dengan kinerja dan diartikan sebagai keuntungan bagi pegawai akibat peningkatan
produktivitas atau penghematan biaya.
Dari beberapa pendapat diatas, penulis mengambil kesimpulan
dalam penelitian ini bahwa yang dimaksud insentif adalah: bentuk motivasi,
dengan pembayaran langsung, dalam bentuk uang yang dikaitkan dengan kinerja,
pada seseorang agar terdorong dalam memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil
kerjanya.
L.1.2. Tujuan
pemberian Insentif
Insentif
yang diberikan oleh organisasi kepada pegawainya, sudahlah pasti mempunyai tujuan, pelaksanaan pemberian insentif dimaksudkan
organisasi terutama untuk memberikan semangat pegawai untuk memperbaiki
kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Hal ini seperti pendapat Agency Theory (Jensen dan
Meckling,1976) dan penelitian kompensasi (Gomes dan Balkin,1992) yang dikutip
oleh Mutiara S. Panggabean (2004:88) mengatakan
bahwa: Insentif digunakan untuk mendorong karyawan dalam memperbaiki kualitas
dan kuantitas hasil kerjanya.
Menurut
Veeithzal Rivai-Ella Jauvani sagala (2009: 767 menyatakan bahwa: tujuan
utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada
karyawan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya.
Sedangkan bagi perusahaan, insentif merupakan strategi untuk meningkatkan
produktivitas dan efesiensi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin
ketat, dimana produktivitas menjadi suatu hal yang sangat penting.
Menurut
pendapat para ahli diatas, dapat penulis simpulkan bahwa: tujuan pemberian
insentif adalah: mendorong para pegawai agar termotivasi untuk bekerja lebih
optimal, baik
kualitas maupun kuantitas kerjanya, sehingga kinerja pegawai bisa meningkat dan
pada akhirnya akan tercapai kinerja organisasi.
L.1.3. Jenis dan Bentuk Insentif
Berdasarkan
jenisnya Malayu S.P Hasibuan (2009: 183) mengatakan insentif dibedakan
atas dua jenis yaitu:
1. Insentif Positif
Insentif positif adalah daya perangsang dengan memberikan hadiah material
atau non material kepada karyawan yang berprestasi kerjanya diatas prestasi
standar.
2. Insentif Negatif
Insentif negatif
adalah daya perangsang dengan memberikan ancaman hukuman kepada karyawan yang
prestasi kerjanya, dibawah standar.
Berdasarkan uraian
diatas penulis akan melakukan penelitian mengenai insentif pada jenis insentif
positif dengan alasan, insentif ini yang akan mendatangkan dampak positif
terhadap Jenis insentif, yang
diberikan organisasi terhadap pegawainya selayaknya dipertimbangkan, agar
didalam pelaksanaannya menjadi tepat dan jelas, sehingga
dapat dijadikan sebagai
sarana yang dapat
menambah gairah kerja bagi pegawai.
Menurut ahli manajemen
sumber daya manusia Sondang P. Siagian (2002: 268), jenis-jenis insentif
tersebut adalah:
- Piece work
Piece work adalah teknik yang digunakan
untuk mendorong kinerja kerja pegawai berdasarkan hasil pekerjaan pegawai yang
dinyatakan dalam jumlah unit produksi.
- Bonus
Bonus adalah Insentif yang diberikan
kepada pegawai yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi
yang baku
terlampaui.
- Komisi
Komisi adalah bonus yang diterima karena
berhasil melaksanakan tugas dan sering diterapkan oleh tenaga-tenaga penjualan.
- Insentif bagi eksekutif
Insentif bagi eksekutif ini adalah
insentif yang diberikan kepada pegawai khususnya manajer atau pegawai yang
memiliki kedudukan tinggi dalam suatu perusahaan, misalnya untuk membayar
cicilan rumah, kendaraan bermotor atau biaya pendidikan anak.
- Kurva “kematangan”
Adalah diberikan kepada tenaga kerja yang
karena masa kerja dan golongan pangkat serta gaji tidak bisa mencapai pangkat
dan penghasilan yang lebih tinggi lagi, misalnya dalam bentuk penelitian ilmiah
atau dalam bentuk beban mengajar yang lebih besar dan sebagainya.
- Rencana insentif kelompok
Rencana insentif kelompok adalah kenyataan
bahwa dalam banyak organisasi, kinerja bukan karena keberhasilan individual
melainkan karena keberhasilan kelompok kerja yang mampu bekerja sebagai suatu
tim.
L.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Insentif
Menurut G. R. Terry yang dikutup
oleh H.suwatno,M.Si.dan Donni Juni priansa, S.Pd.,S.E.( 2001.234 ), “lettery
incentive means that which incites or a tendency to incite action”. Insentif
merupakan suatu yang merangsang minat untuk bekerja.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya insentif
A.d.1. Jabatan atau kedudukan
Seseorang yang
menduduki jabatan atau kedudukan yang tinggi didalam perusahaan secara
otomamatis tanggung jawab dan ruang lingkup kerjanya lebih besar atau sangat
berpengaruh bagi roda kegiatan atau usaha suatu perusahaan itu, maka perusahaan
dalam memberikan insentif harus melihat seberapa besar tugas dan tanggung jawab
yang diemban oleh seorang karyawan yaitu apabila jabatan atau kedudukan
karyawan lebih besar atau lebih tinggi maka perusahaan tersebut dalam
memberikan insentif lebih besar dari karyawan lainnya.
A.d.2. Prestasi kerja
Karyawan yang
mempunyai atau memiliki prestasi kerja yang baik atau menonjol akan diberikan
insentif yang lebih baik dan lebih besar daripada karyawanyang memiliki
prestasi kerja yang kurang atau tidak menonjol. Oleh sebab itu maka para
karyawan yang prestasi kerjanya kurang atau tidak menonjol akan lebih giat dan
bersemangat didalam melakukan suatu pekerjaan agar perusahaandapat memberikan
insentif yang lebih besar atau lebih baik.
A.d.3. Laba perusahaan
Pemberian
insentif yang dilakukan oleh perusahaan kepada para karyawannya bukan hanya
akan menguntungkanpihak perusahaan itu sendiri. Maka dari itu suatu perusahaan
tidak akan segan-segan memberikan insentif kepada para karyawannya yang
prestasi kerjanya baik karna akan meningkatkan laba atau keuntungan bagi
perusahaan itu sendiri.
A.d.5. Pengertian Motivasi
Pegawai merupakan aset
utama yang dimiliki organisasi, untuk itu organisasi harus mengetahui motivasi
pegawai dalam bergabung pada organisasi, karena dengan dengan mengetahui
motivasi pegawai organisasi akan mengetahui Kebutuhan-kebutuhan yang menjadi
dasar pegawai mau bekerja, sehingga mereka mau untuk memberikan daya upayanya
untuk kemajuan organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian insentif penulis jadikan
indikator pada Insentif, yang menjadi fariabel (x1)
L.2. Motivasi Internal
L.2.1. Pengertian Motivasi Internal
Motivasi didalam pribadi orang,
akan berpengaruh langsung terhadap tindakan yang akan dilakukannya, kaarena
motivasi merupakan kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu
yang dapat memuaskan keinginannya, hal ini
sejalan dengan pandangan:
Abraham Sperling (1981:183) yang dikutip oleh A.A. Anwar Prabu
Mangku Negara (2009:93) mengemukakan bahwa “Motive is defined as tendency to
activity, started by a drive and ended by an adjustment. The adjustment is said
to statisfy the motive.” ( Motif didefinisikan sebagai suatu kecenderunagn
untuk beraktifitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri
dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif).
American Encyclopedia yang
dikutip oleh Malayu hasibuan (2009:142) Motivation:
that predisposition (it self the subject of much controvency) withen the
individual wich arouses sustain and direct his behavior.motivation involve such
factor as biological and emotional need that can only be inferred from
observation behavior.
(Motivasi adalah suatu kecenderungan (suatu sifat yang
merupakan pokok pertentangan ) dalam diri seseorang yang dibangkitkan topangan
dan mengarahkan tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis
dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia).
William
j. Stanton (1981:101) yang dikutip oleh A.A. Anwar Prabu Mangku Negara
(2009:93) mendefinisikan bahwa „A Motive Is a Stimulated need which a
goal-oriented individual seeks to satisty”. (suatu motif adalah kebutuhan
yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa
puas.)
Strooner
(1992) yang dikutip Soekidjo Notoatmojo
(2009:115) mendefinisikan bahwa Motivasi adalah: suatu hal yang menyebabkan dan
mendukung tindakan atau perilaku seseorang.
Dari
penegertian diatas penulis menyimpulkan bahwa motivasi adalah: sesuatau yang
menimbulkan seseorang dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
L.2.2. Jenis-Jenis Motivasi
Jenis
Motivasi menurut Malayu S.P.Hasibuan (2009:150)
Ada dua jenis motivasi yaitu motivasi positif dan motivasi negatif
1.
Motivasi positif (Insentif Positif)
Motivasi positif maksudnya manejer memotivasi (merangsang) bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi diatas prestasi standar.
Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya
manusia senang menerima yang baik-baik saja.
2.
Motivasi negatif (Insentive Negatif)
Motivasi Negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka
akan mendapat hukuman. Dengan motivsi negatif ini semangat bekerja bawahan
dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi
untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
L.2.3. Teori Motivasi
Menurut
A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2009:94-)
1.
Teori Kebutuhan
Kebutuhan
dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami
antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri.
Apabila
pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan
perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut
akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa
puasnya.
Kebutuhan
merupakan fundamental yang mendasari perilaku pegawai. Kita tidak mungkin
memahami perilaku pegawai tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia sebagai
berikut.
A.d.1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan
fisik,bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah
atau disebut pula sebagai kebutuhan yang palig dasar.
A.d.2. Kebutuhan rasa aman , yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
A.d.3. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu
kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan
untuk mencintai serta dicintai.
A.d.4 Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan akan dihormati dan
dihargai oleh orang lain
A.d.5 kebutuhan untuk mengaktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan, skill, dan
potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi
penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
2.
Teori
ERG ( Existence, Relatednes, Growt) dari
alderfer
Teori
ERG ini merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan, yaitu:
a.
Ekistence
needs. Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi pegawai, seperti
makan,pakaian, bernafas, gaji, keamanan kondisi kerja, fringe benefits
b.
Relatednes
need,. Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam berinteraksi dalam
lingkungan kerja.
c.
Growth needs. Kebutuhan untuk mengembangkan dan
meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan
pegawai.
3.
Teori Insting
Teori
Motivasi insting timbulnya berdasarkan teori evaluasi Charles Darwin. Darwin
berpendapat bahwa tindakan yang Intelegent merupakan reflek dan instingtif yang
diwariskan oleh karena itu tidak semua tingkah laku dapat direncanakan
sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran.
Berdasarkan
teori Darwin, selanjutnya William James, sigmund Freud dan Mc Dougall
mengembangkan teori Insting dan menjadikan Insting sebagai konsep yang penting
dalam pesikologi. Teori Freud menempaytkan motifasi pada insting agresif dan
seksual. Mc Dougall menyusun daftar insting yang berhubungan dengan semua
tingkah laku: terbang, rasa jijik,rasa ingin tahu, kesukaan berkelahi, rasa
rendah diri, menyatakan diri,kelahiran, reproduksi, lapar, berkelompok,
ketamakan dan membangun.
4.
Teori Drive
Konsep
drive menjadi konsep yang tersohor dalam bidang motivasi sampai tahin 1918.
Woodwoorth menggunakan konsep tersebut sebagai energi yang mendorong organisasi
untuk melakukan suatu tindakan. Kata Drive
dijelaskan sebagi aspek motivasi dari tubuh yang tidak seimbang misalnya,
kekurangan makanan, mengakibatkan berjuang untuk memuaskan kebutuhannya agar
kembali menjadi seimbang. Motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang
membangkitkan untuk keluar dari ketidakseimbangan atau tekanan.
Clark
L. Hull berpendapat bahwa belajar terjadi sebagai akibat dari reinforcement. Ia berasumsi bahwa semua
hadiah (reward) pada akhirnya didasarkan atas reduksi dan drive keseimbangan (homeostatic
drive). Teori Hull dirumuskan secara matematis yang merupakan hubungan
antara drive dan habit strenght
Habits
Strenght adalah hasil dari faktor-faktor reinforcement
sebelumnya. Drive adalah jumlah keseluruhan ketidakseimbangan fisiologis
atau(physiological imbalance) yang disebabkan oleh kehilangan atau kekurangan
kebutuhan komodiatas untuk kelangsungan hidup. Berdasarkan perumusan teori hull
tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi seseorang pegawai sangat ditentukan
oleh kebutuhan dalam dirinya (drive) dan
faktor kebiasaan (habit) pengalaman
belajar sebelumnya.
5.
Teori Lapangan
Teori
lapangan merupakan konsep dari kurt Lewin. Teori ini merupakan pendekatan
kognitif untuk mempelajari perilaku dan motivai. Teori lapangan lebih
memfokuskan pada pikiran nyata seorang pegawai ketimbang pada Insting. KurtLewin berpendapat bahwa
perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan pada momen waktu. Kurt Lewin juga
percaya pada pendapat para ahli psikologis gestalt yang mengemukakan bahwa
perilaku itu merupakan fungsi dari seorang pegawai dengan lingkungannya.
Berdasarkan teori-teori yang ada
diatas, penulis memilih teori kebutuhan yang di utarakan oleh Maslow. Dengan
alasan yaitu: setiap orang akan mau melakukan sesuatu apabila dirinya
membutuhkan sesuatu itu dan disamping itu kebutuhan setiap manusia kebutuhannya
akan berubah sesuai dengan pemenuhan Kebutuhan-kebutuhannya, apabila kebutuhan
yang tingkatannya lebih rendah sudah tercapai maka mereka akan beralih kepada
kebutuhan-kebutuhanny yang tingkatannya diatas kebutuhan yang sudah terpenuhi
dan begitu seterusnya.
L.2.4. Faktor Yang Mempengaruhi
Motivasi
Menurut Gozali saydam (2000:370-374)
Faktor Intern Yang
Mempengaruhi Pemberian Motivasi Terhadap Seseorang
1.
Kematangan Pribadi
Kematangan
pribadi seseorang amat berpengaruh pada motivasi dalam melaksanakan pekerjaan.
Orang bersifat egois dan kemanja-manjaan biasanya akan kurang peka dalam
menerima motivasi yang diberikan, sehingga agak susah untuk dapat bekerjasama
dalam membuat prestasi kerja. Mumkin saja ia dapat dan mampu bekerja sendiri,
tetapi belum tentu cocok bila ia bersangkutan berdampingan dengan orang lain
dalm memproses hasil akhir.
Sebaliknya,
orang yang tingkat kemetangan pribadinya lebih tinggi, akan lebih mudah
termotivasi, dan tanpa dimotivasipun yang bersangkutan mau bekerja tekun dalam
membuat prestasi. Oleh sebab itu, biasanya yang dibawa seseorang semenjak
kecil, nilai yang dianut dan sikap pembawaan seseorang amat mempengaruhi
motivasi.
2.
Tingkat Pendidikan
Tingkat
pendidikan yang dialalui seseorang amat mempengaruhi motivasi kerja
bersangkutan. Seorang karyawan yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi
biasanya akan lebih mudah termotivasi, karena ia sudah mempunyai pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas dibandingkan karyawan yang berpendidikan lebih
rendah. Dengan pengetahuan dan wawasan yang lebihluas itu akan mudah mengerti
dan memahami serta mengantisipasi perkembangan perusahaan dan tahu apa yang
dibutuhkan perusahaan dari dirinya. Bahkan dengan pengetahuan yang ada padanya,
ia dapat pula memberikansaransaran perbaikan dalam penerapan pemberian motivasi
yang berlaku dalam perusahaan.
3.
Keinginan Dan Harapan Pribadi
Menurut
teori motivasi kebutuhan yang dikemukakan oleh banyak ahli, bahwa usaha untuk
memenuhi kebutuhan merupakan faktor yang mendominasi seseorang untuk mau
bekerja dengan baik. Kebutuhan dianggap sebanding lurus dengan motivasi makin
besar kebutuhan seseorang untuk minta dipenuhi, makin besar pula motivasi yang
bersangkutan untuk mau bekerja keras. Karena yang bersanmgkutan percaya bahwa
dengan bekerja giat dan baik itu, mereka akan memenuhi kebutuhannya.
4.
Kebutuhan
Seseorang
mau bekerja keras bila ada keinginan dan harapan pribadi yang hendak diwujudkan
menjadi kenyataan ia akan dapat bekerja lebih optimal bila keinginan dan
harapan itu dapat dipenuhi. Sekiranya keinginandan harapan ini tidak mungkin
terwujud atau serasa tidak mungkin ada jaminan untuk dapat terlaksana, maka
yang bersangkutan akan tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan. Yang
terjadi bahkan bisa sebaliknya, karyawan
5.
Kelelahan Dan Kebosanan
Kelelahan
dan kebosanan merupakan faktor yang mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja
seseorang. Berkurangnya semangat gairah kerja akan mengurangi tingkat prestasi
yang dapat dicapai kerja seseorang dalam nmelakukan pekerjaan. Kedua hal yang
merugikan ini tidak mumkin dapat
dilenyapkan. Hal ini merupakan suatu keadaan yang selalu menghinggapi kondisi
fisik danmental seseorang yang sedang bekerja.
Karyawan
yang berada pada tingkat kelelahan dan kebosanan, akan memperlihatkan
gejala-gejala turunnya produktivitas kerja yang dimulai terjadi berbagai
kesalahan dalam pekerjaan. Semua ini muncul akibat konsentrasi fisik dan
pikiran yang sudah menurun, dan tidak mumkin menerima motivasi lagi.
L.3. Kinerja
L.3.1. Pengertian Kinerja
Setiap organisasi didalam
rekrutan sumber daya manusia pastilah akan memilih orang-orang, yang memenuhi
kriteria yang sudah ditetapkan oleh organisasi, hal ini bertujuan agar
mendapatkan pegawai yang berkwalitas yang dapat mengemban tugas organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat terlaksana, untuk itu kinerja pegawai
merupakan keharusan agar dapat terwujud kinerja organisasi.
Minner (1990) yang dikutip
oleh (2010:170) Kinerja adalah bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi
dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya.
Prawirosentono
(1999) yang dikutip oleh (2010:170) mengemukakan Kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
,sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.
Dengan
terwujudnya kinerja pegawai yang meningkat, maka tujuan organisasi akan segera
terwujud, karena meningkatnya kinerja pegawai akan meningkatnya kinerja
kelompok dan selanjutnya akan meningkatnya kinerja organisasi.
Prawirosentono
(1999) yang dikutip oleh (2010:171) menambahkan lagi tercapainya tujuan
organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat pada
organisasi tersebut . dalam hal ini sebenarnya terdapat hubungan antara kinerja
perorangan (indifidual performance) dengan kinerja organisasi. Dengan perkataan
lain bila kinerja karyawan baik kemungkinan besar kinerja perusahaan atau
orgaisasi juga baik. Kinerja seseorang karyawan akan baik bila mempunyai
keahlian yang tinggi, bersedia bekerja keras, diberi gaji sesuai dengan
perjanjian, mempunyai harapan masa depan lebih baik.
Cormick
dan Tiffin yang dikutip oleh (2010: 172) mengemukakan kinerja adalah:
kuantitas, kualitas, dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas.
Kuantitas adalah hasil yang dapat dihitung sejauh mana seseorang dapat berhasil
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kualita adalah bagaimana seseorang dalam menjalankan tugasnya, yaitu mengenai
banyaknya kesalahan yang dibuat, kedisiplinan dan ketepatan. Waktu kerja adalah
mengenai jumlah absen yang dilakukan, keterlambatan, dan lamanya masa kerja
dalam tahun yang dijalani.
Menurut para
ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa kinerja adalah: hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, yang dimulai
dari proses awal sampai akhir sebagai hasil yang didapat.
L.3.2. Cara Meningkatkan Kinerja
Kinerja merupakan
komulatif hasil akhir, yang dimulai dari awal, proses dan hasil. Sehingga tidak
akan bisa kinerja dicapai secara instan, karenanya kinerja yang optimal harus
disusun cara yang dapat meningkatkan kinerja
Menurut stoner ( dalam irianto, 2001) yang
dikutip ( 2010: 184-185)
Upaya peningkatan kinerja ada empat cara
yaitu:
- Diskriminasi
Seorang
manajer harus mampu membedakan secara objectif antara mereka yang dapat memberi
sumbangan berrarti dalam pencapaian tujuan organisasi dengan mereka yang tidak.
Dlam kontek penilaian kinerja memang harus ada perbedaan antara karyawan yang
berprestasi denga karyawan yang tidak berprestasi. Oleh karena itu, dapat
dibuat keputusan yang adil dalam berbagai bidang, misalnyapengembangan SDM,
penggajian dan sebagainya.
- Pengharapan
Dengan memperhatikan bidang tersebut diharpakan
bisa meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki nilai kinerja tinggi
pengakuan dalam bentuk berbagai pengharapan yang diterimanya dari organisasi.
Untuk mempertinggi motivasi dan kinerja, mereka yang tampil mengesankan dalam
bekerja harus diidentifikasi sedemikian rupa sehingga penghargaan memang jatuh
pada tangan yang memnag berhak.
- Pengembangan
Bagi
karyawan yang bekerja dibawah standar, skema untuk mereka adalah mengikuti
pelatihan dan pengembangan. Sedangkan yang di atas standar, misalnya
- Komunikasi
Para manajer bertanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja para karyawan dan
secara akurat mengkomunikasikan penilaian yang dilakukan. Untuk dapat melakukan
secara akurat, para manajer harus mengetahui kekurangan dan masalah apa saja
yang dihadapi para karyawan dan bagaimana cara mengatasinya. Disamping itu,
para manajer harus mengetahui program pelatihan dan pengembangan apa saja yang
dibutuhkan. Untuk memastikannya, para manajer perlu berkomunikasi secara intens
dengan karyawan.
L.3.3. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kinerja
Prawirosentono (1999) yang
dikutip oleh (2010:176-178) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
sebagai berikut:
A.d.1. Efektivitas dan Efisiensi
Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi,
maka ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efisiensi.
Masalahnya adalah bagaiman proses terjadinya efesiensi organisasi. Dikatakan
efektif bila mencapai tujuan, dikatakan efesian bila hal itu memuaskan sebagai
pendorong mencapai tujuan, terlepas efektif atau tidak. Artinya efektifitas
kelompok (organisasi bila tujuan kelompok tersebut dapat dicapai sesuai dengan
kebutuhan yang direncanakan, sedangkan efesien berkaitan dengan jumlah
pengorbanan yang dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Agar
tercapai tujuan yang diinginkan organisasi, salah satu yang perlu mendapat
perhatian adalah yang berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab para peserta
yang mendukung organisasi tersebut.
A.d.2. Otoritas dan tanggung jawab.
Dalam organisasi yang baik wewenang dan
tanggung jawab telah didelegasikan dengan baik, tanpa adanya tumpang-tindih
tugas. Masing-masing karyawan yang ada dalam organisasi mengetahui apa yang
menjadi hak dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi mendukung
kinerja karyawan tersebut, kinerja karyawan akan dapat terwujud bila karyawan
mempunyai komitmen dengan organisasinya dan ditunjang dengan disiplin kerja
yang tinggi.
A.d.3. Disiplin
Secara umum, disiplin menunjukkan suatu
kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan
ketetapan perusahaan.Disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian
yang dibuat antara perusahaandan karyawan. Dengan demikian, bila peraturan atau
ketetapan yang ada dalam perusahaan itu diabaikan atau sering dilanggar, maka karyawanmempunyai
disiplin yang buruk. Sebaliknya, bila karyawan tunduk pada ketetapan
perusahaan, menggambarkan adanya disiplin yang baik.
Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi
yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang melangga. Dalam hal seorang karyawan
melanggar peraturan yang berlaku dalam
organisasi, maka karyawan bersangkutan harus sanggup menerima hukuman yang
telah disepakati. Masalah disiplin para karyawan yang ada di dalam organisasi
baik atasan maupun bawahan akan memberi corak terhadap kinerja organisasi.
Kinerja organisasi akan tercapai, apabila kinerja individu maupun kinerja
kelompok ditingkatkan. Untuk itu diperlukan inisiatif dari para karyawannya
dalam melaksanakan tugas.
A.d.4. Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya
piker, kreativitas dalam, bentuk ide yang merencanakan sesuatu yang berkaitan
dengan tujuan organisasi. Setiap inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau
tanggapan positif dari atasan, kalau memang dia atasan yang baik.
Atasan yang buruk akan selalu mencegah inisiatif
bawahan, lebih-lebih bawahan yang kurang disenangi. Bila atasan selalu
menghambat setiap inisiatif, tanpa memberikan penghargaan berupa argumentasi
yang jelasa dan mendukung, menyebabkan organisasi akan kehilangan energi atau
daya dorong untuk maju. Denngan perkataan lain, inisiatif karyawan yang ada
dalam organisasimerupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akan mempengaruhi
kinerja.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja kami pakai untuk indikator kinerja pegawai, pada
judul penelitian kami.
L.4.
Pengaruh Insentif terhadap Kinerja
Insentif
adalah semua pendapatan atau balas jasa yang berbentuk uang atau berupa barang
langsung atau tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan atas jasa
yang diberikan kepada perusahaan/instansi. Di mana insentif yang diberikan
perusahaan/instansi adalah sebagai salah satu usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja pegawai. Pemberian insentif yang tepat di samping untuk
meningkatkan kinerja pegawai, dimaksudkan pula untuk membuat pegawai memiliki kesetiaan
bekerja di instansi
Pemberian insentif kepada pegawai
dalam pelaksanaannya akan memberikan dampak langsung yang dapat mempengaruhi
kinerja pegawai, hal ini disebabkan pegawai akan merasa dihargai oleh
organisasinya, sehingga pegawai akan memberikan potensinya kepada organisasi
dengan harapan organisasinya bertambah maju lagi dan dapat memberikan lagi
insentif yang lebih tinggi lagi.
Mutiara S Pangggabean
(2004:90) Pemberian insentif dapat meningkatkan kinerja (kualitas output)
karyawan
L.5 Pengaruh
Motivasi Internal Terhadap Kinerja
Sudah
tidak menjadi rahasia lagi orang mau tergabung menjadi pegawai karena mereka
mempunyai tujuan dan tujuan tersebut muncul karena adanya kebutuhan, dengan
adanya kebutuhan tersebut pegawai tergerak untuk melaksanakan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, dengan sepenuh hati sehingga didalam melaksankan
tugasnya akan mempunyai hasil yang meningkat dan hal ini akan meningkatkan
kinerja pegawai yang bisa dilihat dari komulatif hasil baik kualitas maupun
kuantitasnya.
Gibson dan Stoner
yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2009:125) berpendapat bahwa motivasi
adalah merupakan faktor yang berpengaruh dalam kinerja.
Bahkan di jaman sekarang ini
dengan bantuan fasilitas yang sudah canggih dan lengkap pun, didalam
pelaksanaan menjalankan tugas dan fungsinya, tidak akan berjalan maksimal
apabila didalam diri pegawai masih kurang motivasinya untuk bekerja, karena
akan menyebabkan tidak tergeraknya mereka untuk melakukan tugas yang di
bebankan instansi, sehingga tujuan instansi akan sangat sulit diwujudkan,
seperti yang dikatakan oleh:
Soekidjo Notoatmodjo (2009:124) Keberhasilan suatu institusi atau
organisasi ditentukan oleh dua faktor utama yakni sumber daya mausia, karyawan
atau tenaga kerja, sarana dan prasarana pendukung atau fasilitas kerja. Dari
dua faktor utama tersebut sumber daya manusia atau karyawan lebih penting dari
pada sarana dan prasarana pendukung. Secanggih dan selengkap apa pun
fasilitas pendukung yag dimiliki suatu organisasi kerja, tanpa adanya sumber
daya yang memadai,baik jumlah (kuantitas) maupun kemempuan (kualitasnya) maka
niscaya organisasi tidak dapat berhasil mewujudkan visi, misi dan tujuan
organisasinya. Kualitas sumber daya manusia atau karyawan tersebut diukur dari
kinerja karyawan tersebut (pervormence) atau produktivitasnya.
L.6. Pengaruh
Insentif Dan Motivasi internal terhadap Kinerja
Pemberian
insentif kepada pegawai merupakan alat untuk memberikan rangsangan kepada
pegawai untuk memberikan potensi yang dimilikinya kepada insatansi, sehingga tujuan
instani akan tercapai hal ini berdasar dari meningkatnya kinerja pegawai yang
dimilikinya, terwujunya kinerja yang optimal tidak dapat dipisahkan dari adanya
titik temu tujuan antara tujuan pegawai dengan tujuan instansi.
Soekidjo Notoatmodjo (2009:125)
Kebanyakan orang berpendapat bahwa gaji atau insentif adalah alat yang paling
ampuh untuk meningkatkan motivasi kerja, dan selanjutnya dapat meningkatkan
kinerja karyawan disuatu orgaisasi kerja.
Mutiara S Pangggabean (2004:89)
Fungsi utama pemberian dari insentif adalah memberikan tanggung jawab dan
dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan
usahanya untuk mencapai tujuan organisasi.
M. Metode penelitian
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah aparat desa yang ada di kecamatan Juntinyuat
kabupaten indramayu..
2. Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Metode Deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan yang
objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini
dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi,
pengolahan / analisis data, membuat kesimpulan dan laporan (Soekidjo Notoatmodjo 2002:138)
2. Metode Historis yaitu penelitian dengan
mengumpulkan data masa lampau, yang ada kaitannya dengan penelitian yang
dilakukan, sehingga
dapat di cari alternatif pemecahanya dan dapat di pertanggung jawabkan.
3. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Aparat desa pada kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu yang berjumlah
4. Operasional Variabel
Variabel-variabel yang di teliti dalam penelitian ini adalah
:
1. Variabel bebas (1) (indevendent
variabel), dalam penelitian ini adalah Insentif
2. Variabel bebas (2) (indevendent
variabel), dalam penelitian ini adalah Motivasi internal
3. Variabel terikat (dependent
variabel), dalam penelitian ini adalah kinerja aparat desa.
Variabel-variabel tersebut peneliti tetapkan indikatornya,
setelah itu membuat angket atau qusioner sesuai tujuan yang ingin dicapai
dengan indikator tersebut dengan 5 (lima) pilihan jawaban. Kemudian data yang
di peroleh dari angket, di ukur secara ordinal dengan menggunakan skala Likert.
Menurut pendapat Husein Umar, 2004 : 132-133), yaitu :
a. Sangat Baik Bobotnya 5
b. Baik Bobotnya 4
c. Cukup Bobotnya 3
d. Tidak Baik Bobotnya 2
e. Sangat Tidak Baik Bobotnya 1
Hasil pengukuran tersebut peneliti analisis sesuai dengan
yang di rencanakan. Untuk lebih jelasnya mengenai operasionalisasi variabel
dalam penelitian ini, peneliti paparkan dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 1
OPERASIONALISASI VARIABEL
PENELITIAN
VARIABEL
|
INDIKATOR
|
Pengukuran
|
Nomor Angket
|
Insentif
(X1)
|
|
Menggunakan
Skala Likert dengan pengukuran ordinal
|
01-02
03-04
05-06
07-08
09-10
11-1
|
Motivasi Internal
(X2)
|
1.
Kematangan
pribadi
2.
Tingkat
pendidikan
3.
Keinginan dan
harapan pribadi
4.
Kebutuhan
5.
Kelelahan dan
kebosanan
|
Menggunakan Skala Likert dengan pengukuran ordinal
|
01-02
03-04
05-06
07-08
|
Kinerja
(Y)
|
Peterson dan Plowman yang dikutip oleh Gauzali Saydam,
(2000 : 329)
|
Menggunakan Skala Likert dengan pengukuran ordinal
|
|
5. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang di gunakan
peneulis adalah metode deskriptif analisis, yaitu meneliti fenomena yang
terjadi dengan mengumpulkan data yang aktual dan mengolahnya, kemudian
menganalisis data, sehingga di hasilkan suatu kesimpulan.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang
di peroleh langsung dari karyawan berupa wawancara dan jawaban terhadap
kenyataan dari angket.
a.
Observasi (pengamatan langsung)
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap objek yang diteliti dalam hal ini adalah Aparat desa yang ada di
Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.
b. Wawancara,
yaitu sebuah dialog yang di lakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi
dari terwawancara. Tujuan wawancara ini untuk memperoleh data serta penjelasan
mengenai “Insentif yang diterapkan, Motivasi internal aparat desa dan kinerja
aparat desa yang ada di
Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu”.
c. Angket,
yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang di gunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui.
Tujuan diedarkan angket pada responden adalah untuk memperoleh data mengenai “Insentif yang diterapkan, Motivas
i internal
Aparat desadan kinerja
aparat desa yang ada di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu”.
6. Kategori
Jumlah Skor Per Indikator dan Per Variabel
Kategori
jumlah skor per indikator pada variabel
X dan Y ditentukan terlebih dahulu menentukan rentang skala kategori ,
adapun rumus yang di gunakan untuk menentukan rentang skala kategori menurut Husein Umar (2004 : 224-225), adalah
sebagai berikut :
RS=
Dimana : RS = rentang skala
n
= jumlah sampel
m
= jumlah alternatif jawaban tiap item pertanyaan
Untuk
menentukan rentang skala kategori jumlah skor variabel X dan Y, digunakan rumus
sama dengan rumus yang digunakan pada penentuan kategori jumlah skor per
indikator tetapi pada kategori jumlah skor variabel X dan Y ini jumlah
respondenya dikalikan dengan jumlah pertanyaan atau jumlah indikator
masing-masing variabel.
7.
Validitas dan Reliabilitas Instrument Penelitian
a. Validitas Instrument Penelitian
Validitas
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin di ukur.
Valid berarti instrumen tersebut dapat di gunakan untuk mengukur apa yang
hendak di ukur. Instrument yang valid berarti alat ukur yang di gunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Dengan demikian validitas memiliki arti
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi
ukurnya dan kaitanya dengan tujuan pengukuran.
Ketepatan pengujian suatu hipotesa
tentang pengaruh variabel penelitian tergantung pada kualitas data yang di
pakai dalam pengujian tersebut. Sugiono
(2002 : 271-273), menyatakan bahwa : Terdapat tiga cara pengujian
validitas, yaitu : Validitas kontruksi (contruc validity), validitas isi
(content validity) dan validitas eksternal.
Pada
penelitian ini, pengujian validitas yang di lakukan adalah validitas kontruksi
dan validitas isi. Validitas kontruksi (Contruc validity) penulis lakukan
dengan pendapat dari ahli (jugdment experts) dalam hal ini pembimbing dan
penyelaras pada saat seminar proposal.
Setelah data di tabulasikan, kemudian
pengujian validitas kontruksi di lakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antar skor item instrument, dengan menggunakan rumus korelasi
product moment, yaitu :
r
=
Dimana : r = Koefisien korelasi
X = Skor jawaban responden
Y = Jumlah skor jawavan responden
n = Jumlah responden
Kriterian
ujinaya adalah : jika r Hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel)
maka instrumen penelitian dinyatakan valid begitupun sebaliknya, jika r hitung
< r tabel, maka instrumen penelitian di nyatakan tidak valid, r tabel di
peroleh dengan menggunakan taraf signifikansi 5%.
b. Reliabilitas Instument Penelitian
Suatu
alat pengukur apabila di gunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama, dan
hasil pengukuran relatif konsisten maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan
kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam
mengukur gejala yang sama.
Menurut Sugiono (2002 :273), menyatakan bahwa : Pengujian realibilitas
instrumen dapat di lakukan dengan secara eksternal maupun internal. Secara
eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent
dan gabungan keduanya. Secara internal realibilitas instrument dapat di uji
dengan menganalisis kosistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
teknik tertentu. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk
memberikan hasil pengukuran yang konsisten.
Pengujian
realibilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan secara internal, yaitu
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh
dianalisis dengan teknik tertentu. Pengujian realibilitas instrument dalam
penelitian di lakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half),
yaitu : = (Sugiono,
2003 :275)
Dimana : =
realibilitas internal seeluruh instrument
= korelasi product moment antara belahan
pertama dan kedua
Kriteria ujinya adalah : jika r hitung lebih besar dari r tabel (r
hitung > r tabel) maka instrumen penelitian di nyatakan reliabel begitupun
sebalikny, jika r hitung< r tabel, maka instrument penelitian dinyatakan
tidak reliabel, r tabel diperoleh dengan menggunakan taraf signifikansi 5%.
8.
Teknik Analisis
Data-data yang di peroleh dilakukan
proses pengolahan data primer yang akan disajikan dalam bentuk tabulasi untuk
di analisis. Analisis data yang di lakukan melipiti :
1)
Analisis
deskriptif
Analisis
ini hanya memaparkan data-data yang dilakukan dengan pengelompokan data dan
membuat tabulasi kemudian di berikan penjelasan singkat tentang data tersebut.
2)
Uji
Normalitas
Data yang diperoleh dari indikator
dalam penelitian ini diperoleh melalui angket tertutup,selanjutnya diuji
normalitasnya, apakah data yang di peroleh dalam penelitian ini berdistribusi
normal atau tidak, menggunakan Uji Chi Kuadrat.
=
Adapun kriteria ujinya, jika harga
Chi Kuadrat lebih kecil dari harga tabel (maka sebaran data yang di peroleh
berdistribusi normal dan jika harga Chi Kuadrat lebih besar dari harga tabel (>)
maka sebaran data distribusi tidak normal.
3) Analisis Korelasi
Analisis
korelasi dalam penelitian ini di lakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Apabila sebaran data dalam
penelitian ini normal, maka menggunakan Pruduct Moment Pearson (Sugiono, 2002 : 80), yaitu :
r
=
Keterangan
: r = Koefisien korelasi
X=
Skor Kompensasi
Y
= Skor motivasi kerja karyawan
n=
Jumlah responden
b.
Apabila
sebaran data dalam penelitian ini tidak normal, maka akan menggunakan fungsi
korelasi Rank Spearman (Sugiono, 2002 :
80), yaitu :
= 1-
Keterangan : = Koefisien korelasi rank order spearman
= Selisih peringkat antara ranking X dan
ranking Y
n = Jumlah responden
c. Apabila datanya tidak normal dan
rank/peringkat data yang sama lebih dari 20%, maka rumus korelasi yang di
gunakan adalah Ranking Order Spearman Kembar ( Sidney Siegel), yaitu :
=
Keterangan :
Koefisien korelasi rank order spearman kembar
= Jumlah ranking yang sama pada variabel X
=
Jumlah rangking yang sama pada variabel Y
= Selisih peringkat antara ranking X ranking Y
Untuk mencari dan digunakan rumus
= dan =
Keterangan : =
Jumlah ranking yang sama pada variabel X
= Jumlah ranking yang sama pada variabel Y
= Jumlah hasil korelasi nilai kuadrat pada
variabel Y
= Jumalah hasil korelasi nilai kuadrat pada
variabel Y
n = Jumalah responden ( banyaknya pasangan
rank)
T = Jumlah nilai atau angka kembar
Selanjutnya
untuk mencari dan digunakan rumus :
Tx = dan Ty =
Untuk
mengetahui tinggi rendahnya korelasi di gunakan kriteria :
0,00 -
0,020 = korelasi sangat rendah
0,21 -
0,40 = korelasi rendah
0,41- 0,60 = korelasi sedang
0,61 -
0,80 = korelasi tinggi
0,81 -1,00 = korelasi sangat tinggi (Sumber :
Sugiono, 2002 : 216)
Kuat
tidaknya hubungan antara X1, X2 dan Y, apabila hubungan X1,
X2 dan Y dapat dinyatakan dengan fungsi linier (paling tidak
mendekati), di ukur ddengan suatu nilai yang di sebut koefisien korelasi. Nilai
koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Jadi kalau r =
koefisien korelasi, nilai r dapat dinyatakan sebagai berikut : -1 < r <
1, artinya :
r = 1 ,
hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan
positif)
r = -1,
hubungan X dan Y sempurna dan negatif ( mendekati -1, hubungan sangat kuat
dan negatif)
r = 0,
hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan
Hubungan antara variabel X dan Y serta pengaruhnya
Kuat (-) Kuat (+)
-1 + 1
Lemah (-) Lemah (+)
X dikatakan mempengaruhi Y, jika
berubahnya nilai X akan mengkibatkan
adanya perubahan nilai Y : artinya naik turunya X akan membuat nilai Y
juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini bervariasi. Akan tetapi naik turunya
nilai Y sedemikian rupa sehingga nilai Y bervariasi, tidak semata- mata di
sebabkan oleh nilai X, karena masih ada faktor lain yang mengakibatkan.
4) Analisis Koefisien Deterninan
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
kompensasi terhadap motivasi kerja karyawan pada insentif
yang diterapkan, di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.digunakan perhitungan koefisien
deterninasi dengan rumus sebagai berikut : kd = .100% (Sugiono, 2002:198)
Keterangan : kd = koefisien determinasi
R =
korelasi
5) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis di maksutkan
untuk menentukan apakah suatu hipotesis tersebut sebaiknya diteriman atau di
tolak dalam sebuah penelitian dan untuk menguji apakah korelasi itu benar-benar
terjadi atau hanya merupakan faktor saja, digunakan Uji-t dengan rumus sebagai
beriku:
(Sugiono,
2002: 186)
Keterangan : t hitung
r = koefisien korelasi
n-2 = derajat kebebasan
Dengan daerah komulatif (dk) n-2, Uji-t tersebut dengan α yaitu
sebesar 0,05. Adapun kriteria ujinya, bila > , maka hipotesis diterima.
KUESIONER
Pengaruh Insentif dan Motivasi Internal terhadap Kinerja
Apara Desa
Kepada
Yth,
Bapak / Ibu Aparat DesaWilayah Kecamatan Juntinyuat
di.
Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan Hormat
Sehubungan dengan dilaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Insentif dan
Motivasi Internal Terhadap Kinerja Aparat Desa”. Maka
saya mengharapkan sekali bantuan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk membantu saya
memberikan keterangan yang diperlukan melalui Angket ini.
Perlu Bapak/Ibu ketahui pengisian kuesioner ini bersifat ilmiah dan
semata-mata akan digunakan untuk keperluan penelitian dan hanya untuk keperluan
penulisan skripsi.
Atas segala bantuan, pengertian serta kerjasama yang diberikan untuk
pengisian kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Hormat Saya
M A D L A N I
NIM:201020107034
PETUNJUK
PENGISIAN KUESIONER 1.
1
Bacalah pertanyaan yang tertulis dengan
seksama, sehingga Bapak/Ibu mengerti betul maksud masing-masing pertanyaan.
2
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar.
3
Apabila Bapak/Ibu salah dalam memberikan
jawaban maka berilah tanda lingkaran (O) pada jawaban yang salah kemudian
tandai kembali pada jawaban yang anda kehendaki.
Selamat Menjawab
1.1. Insentif
Jabatan
dan kedudukan
1. Bagaimana Jabatan dan kedudukan menentukan
besarnya pendapatan insentif....
a. Sangat tepat c. Cukup tepat d. Sangat kurang tepat
b. Tepat d. Kurang tepat
2.
Bagaimana Insentif yang diterapkan di instansi anda sudah sesuai dengan jabatan
dan kedudukan ....
a.
Sangat tepat c. Cukup
tepat d. Sangat kurang tepat
b.
Tepat d. Kurang
tepat
Prestasi
kerja
3. Bagaimana Kemampuan aparat desa
dalam menyelesaikan tugasnya....
a. Sangat Baik c. Cukup baik d. Sangat kurang baik
b. Baik d. Kurang Baik
4. Bagaimana prestasi kerja anda baik
kualitas maupun kuantitasnya....
a.
Sangat Baik c. Cukup
baik d.
Sangat kurang baik
b.
Baik d.
Kurang Baik
Laba
perusahaan
5.
Pemberian insentif selayaknya diberikan kepada aparat desa karena akan
menimbulkan semangat kerja sehingga insatansi akan untung....?
a. Sangat tepat c. Cukup tepat d. Sangat kurang tepat
b. Tepat d. Kurang tepat
6. Pemberian
insentif akan memberikan timbal balik kepada instansi dengan meningkatnya
kinerja pegawai....?
a.
Sangat tepat c. Cukup
tepat d. Sangat kurang tepat
b.
Tepat d.
Kurang tepat
KUESIONER II
Motivasi Internal
1
Bacalah pertanyaan yang tertulis dengan
seksama, sehingga Bapak/Ibu mengerti betul maksud masing-masing pertanyaan.
2
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar.
3
Apabila Bapak/Ibu salah dalam memberikan
jawaban maka berilah tanda lingkaran (O) pada jawaban yang salah kemudian
tandai kembali pada jawaban yang anda kehendaki.
Selamat Menjawab
1.2. Motivasi Internal
Kematangan
pribadi
1. Bagaimana
kematangan pribadi anda sebagai aparat desa menjalani tugas yang diberikan
instansi....?
a. Sangat Baik c. Cukup baik d. Sangat kurang baik
b. Baik d. Kurang Baik
2. Bagaimana
sikap kepribadian anda sebagai aparat desa dalam menjalankan tugas –tugasnya
instansi....?
a.
Sangat Baik c. Cukup
baik d. Sangat kurang baik
b.
Baik d.
Kurang Baik
Keinginan
dan harapan pribadi
3. Tergabungnya
anda menjadi aparat desa merupakan keinginan dan harapan pribadi anda...?
a. Sangat tepat c. Cukup tepat d. Sangat kurang tepat
b. Tepat d. Kurang tepat
4. Keinginan
dan harapan anda sudah tercapai dengan tergabungnya anda menjadi aparat
desa........?
a. Sangat tepat c. Cukup tepat d. Sangat kurang tepat
b. Tepat d. Kurang tepat
Kebutuhan
5. Dengan
tergabungnya menjadi aparat desa kebutuhan (pokok) anda telah tercukupi...?
a. Sangat tepat c.
Cukup tepat d. Sangat kurang
tepat
b. Tepat d.
Kurang tepat
6. Kebutuhan
(pokok) anda sediditnya sudah tercukupi dengan bergabung menjadi aparat desa....?
a. Sangat tepat c. Cukup tepat d. Sangat kurang tepat
b. Tepat d. Kurang tepat
Kelelahan
dan kebosanan
7. Selama bekerja menjadi aparat
desa kami merasa lelah dan bosan....?
a.
Sangat tepat c. Cukup
tepat d. Sangat kurang tepat
b.
Tepat d.
Kurang tepat
8. Pekerjaan diinstansi desa membuat
kami lelah dan bosan....?
a.
Sangat tepat c. Cukup
tepat d. Sangat kurang tepat
b.
Tepat d.
Kurang tepat
Kepuasan
kerja
9. Bagaimanakah kepuasan anda
bekerja menjadi aparat desa....?
a.
Sangat tepat c. Cukup
tepat d. Sangat kurang tepat
b.
Tepat d.
Kurang tepat
10. Bagaimana Selama bekerja menjadi
aparat desa kami merasa puas bekerja....?
a.
Sangat tepat c. Cukup
tepat d. Sangat kurang tepat
b. Tepat d. Kurang tepat
KOESIONER
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER III.
1
Bacalah pertanyaan yang tertulis dengan
seksama, sehingga Bapak/Ibu mengerti betul maksud masing-masing pertanyaan.
2
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar.
3
Apabila Bapak/Ibu salah dalam memberikan
jawaban maka berilah tanda lingkaran (O) pada jawaban yang salah kemudian
tandai kembali pada jawaban yang anda kehendaki.
Selamat Menjawab
1.3. Kinerja
Evektivitas
dan evesiensi
1. Bagaimana ketepatan waktu anda didalam
menjalankan tugas.....
a. Sangat
Baik c. Cukup baik d. Sangat kurang baik
b. Baik d. Kurang Baik
2. Bagaimana kemampuan anda didalam
menjalankan tugas.....
a. Sangat Baik c. Cukup baik d. Sangat kurang baik
b. Baik d. Kurang Baik
Otoritas
dan tanggung jawab
3. Bagaimana pemberian kewenangan
anda didalam menjalankan tugas....
a. Sangat Baik c. Cukup baik d. Sangat kurang baik
b. Baik d. Kurang Baik
4. Bagaimana tanggung jawab anda
didalam menjalankan tugas....
a. Sangat
Baik c. Cukup baik d. Sangat kurang baik
b. Baik d. Kurang Baik
Disiplin
5. Bagaimana sifat disiplin anda
didalam menjalankan tugas yang diemban....
a. Sangat Baik c. Cukup baik d. Sangat kurang baik
b. Baik d. Kurang Baik
6. Bagaimana kehadiran anda didalam
kantor setiap hari jam kerja....
a. Sangat Baik c. Cukup baik d. Sangat kurang baik
b. Baik d. Kurang Baik
Inisiatif
7. Bagaimana
inisiatif anda didalam menjalankan tugas instansi yang diberikan kepada anda...
a. Sangat Baik c.
Cukup baik d. Sangat kurang
baik
b. Baik d.
Kurang Baik
8. Apakah Setiap
tugas yang diberikan kepada anda, selalu menimbulkan anda berinisiatif untuk
berbuat yang lebih baik.....
a. Sangat tepat c.
Cukup tepat d. Sangat kurang
tepat
b. Tepat d.
Kurang tepat
mas ini file nya ad g mas bsa minta filenya mas
BalasHapusgan mnt fail yg ini
BalasHapusmnt tolong kirimn
gan mnt fail yg ini
BalasHapusmnt tolong kirimn
daftar pustakanya dmn mas?
BalasHapusmas minta filenya dong mas.... kebetulan judul sya sama mas dan skarang sya mengalami kebingungan mas
BalasHapusminta tolong mas kirimin filenya mas
BalasHapushi boleh mnta file nya gak ini alamat email sya rosmasintauli@gmail.com thank u
BalasHapusGan kalau bisa minta soft Filenya, soalnya mau dijadikan bahan acuan pembuatan proposal...
BalasHapusijin gan buat refrensian
BalasHapusitu gambar yang hilang apaan ya ?
BalasHapusbisa minta soft file nya mas?
BalasHapuskalo boleh kirim ke alamat anne.ayu7@gmail.com
mas minta soft filenya ya,itu gambarnya hilang avanjaffar17@gmail.com
BalasHapusterimakasih
kak minta softfilenya yaa .. bisa diemailkan ke crisnabayuaji369@gmail.com .. terima kasih mas ..
BalasHapusKak boleh minta softfilenya??
BalasHapusKalau boleh dikirim ke alamat novitamotoda11@gmail.com
Terima kasih
Kak boleh minta softfilenya??
BalasHapusKalau boleh dikirim ke alamat novitamotoda11@gmail.com
Terima kasih
Mas bole sy minta filenya la
BalasHapus